REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Rat bangkai babi ditemukan di Sungai Bederah dan Danau Siombak Sumatra Utara (Sumut). Diduga, ratusan babi tersebut mati dan dibuang karena terkena virus kolera atau demam babi.
Menurut Dokter Hewan Sri Murtini, demam babi atau disebut juga hog cholera atau clasical swine fever yang disebabkan oleh virus dari family faviviridae genus Pestivirus, yang merupakan virus RNA. Virus tersebut kata Sri, menyerang babi dan menyebabkan sakit berupa demam, perdarahan pada kulit, dan diare.
“Penularannya sangat cepat dan (tingkat) kematian tinggi,” kata Sri kepada Republika, Jumat (15/11).
Virus kolera ini menurutnya, sangat berbahaya bagi babi karena sifatnya akut. Penyebarannya pun sangat cepat bahkan virus masih tahan hidup pada daging maupun olahan daging babi seperti sosis.
Karena itulah lanjutnya, hewan yang terkena harus dimusnahkan dengan dikubur atau dibakar. Termasuk juga sisa pakan dan peralatan yang digunakan.
“Termasuk sisa pakan, peralatan, dan kandang juga harus didesinfeksi,” terangnya.
Virus kolera ungkapnya, tidak menyerang manusia. Virus kolera hanya menyerang babi, baik babi hutan maupun babi domestik.
“Dampaknya pada manusia tidak ada karena virus ini tidak menyerang manusia. Tentunya dampak ekonomi ada, karena adanya kematian ternak yang merugikan,” tuturnya.
Saat ditanyakan keterkaitannya virus demam babi dengan virus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) yang bahkan belum tersedia vaksinnya, menurut Sri, dua virus tersebut berbeda.
“Virus kolera babi beda dengan virus demam babi afrika berbada sama sekali karena virus ASF adalah virus DNA dari Famili Asfaviridae. virus ini sama sifat ketahanannya didaging dan daging olahan sangat lama,” kata Sri