Jumat 15 Nov 2019 18:23 WIB

Kelalaian Manusia Dominasi Kecelakaan di Tol Cipali

Operator tol Cipali menyebut 82 persen penyebab kecelakaan karena kelalaian manusia

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Polisi mengamankan bus Arimbi yang hancur pascakecelakaan di Jalan Tol Cipali kilometer 117 di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019) dini hari.
Foto: Antara/Arie Nugraha
Polisi mengamankan bus Arimbi yang hancur pascakecelakaan di Jalan Tol Cipali kilometer 117 di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kecelakaan lalu lintas di jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cipali) yang selama ini terjadi sebagian besar penyebabnya adalah faktor kelalaian manusia atau human error. PT Lintas Marga Sedaya (LMS) selaku operator pun telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan kecelakaan di ruas tol tersebut.

Corporate Communication and CSR PT LMS, Kukuh Dewantara, menyebutkan, untuk kecelakaan di Tol Cipali yang terjadi sepanjang Oktober 2019, sebanyak 82 persen penyebabnya adalah faktor human error. Sedangkan 17 persen sisanya, disebabkan oleh faktor kelaikan kendaraan.

Baca Juga

"Jadi kebanyakan penyebabnya adalah faktor human error," ujar Kukuh kepada Republika, Jumat (15/11).

Kukuh mengatakan, faktor human error itu juga indikasinya terlihat pada kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali Kabupaten Subang, Kamis (14/11). Dalam kecelakaan yang melibatkan bus Bus PO Sinar Jaya dan Bus PO Arimbi Jaya Agung itu menyebabkan tujuh orang tewas.

"Di lokasi kejadian tidak ditemukan ada usaha pengeremen dari pengemudi bus," ucap Kukuh.

Kukuh mengatakan, PT LMS selama ini terus berupaya menurunkan tingkat kecelakaan di ruas tol tersebut. Di antaranya dengan menerapkan konsep “3E”. "3E itu terdiri dari Enginering, Enforcement dan Education," kata Kukuh.

Dalam konsep Enginering, kata Kukuh, pihaknya telah melakukan pemasangan Wire ropes sepanjang 34 km, pemasangan 10 km Guardrail, penggalian median sedalam 50 cm dan lebar 30 cm, serta pemasangan rumble dot pada bagian dalam maupun luar jalan sepanjang 50 km. Selain itu, melakukan pemasangan WIM (Wight in Motion) di dua lokasi dan pemasangan lampu strobo di lima titik rawan kecelakaan.

Untuk langkah Enforcement, PT LMS bersama dengan pihak kepolisian daerah setempat dan Dishub, rutin mengadakan Operasi Speed Gun dan melakukan sosialisasi kepada pengemudi bus dengan melakukan pengecekan rem kendaraan. Tak hanya itu, melakukan operasi Over Dimention Over Load Vehicle (ODOL) dimana banyak pengguna jalan tol khususnya yang golongan 4 – 5.

"Tahun ini operasi ODOL telah dilaksanakan dua kali, yaitu pada September dan November," ungkap Kukuh.

Sementara itu, dalam hal Education, PT  LMS terus melakukan kampanye keselamatan berkendara di semua kegiatan yang diadakan oleh LMS. Hal itu seperti Cipali Festival, Bazaar Ramadhan, safety induction bersama dengan Kementrian Perhubungan, serta sosialisasi dengan penyebaran flyers ke pangkalan truk / bus.

Selain itu, LMS juga selalu memasang himbauan dalam bentuk spanduk yang berisikan kampanye keselamatan berkendara. Tak lupa kampanye itu di sosialisasikan melalui seluruh videotron yang ada di semua gardu Jalan Tol Cipali, Variable Messege Sign (VMS) serta twitter dan instagram @lintasmarga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement