Jumat 15 Nov 2019 18:22 WIB

Wapres Maruf: Guru Ngaji Jangan Ajarkan Radikal

Maruf Amin berharap guru ngaji mengajarkan Islam moderat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Ma
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Wakil Presiden Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan agar guru mengaji memberikan pengajaran tentang Islam yang moderat atau jalan tengah (wasatiyah). Jangan sampai, kata Maruf, guru mengaji justru mengajarkan paham-paham radikal.

Ini disampaikan Ma'ruf menyusul dugaan keterlibatan SA, guru mengaji yang diduga mempengaruhi pelaku bom bunuh diri di Medan, Rabbial Muslim Nasution.

Baca Juga

"Jangan sampai ada guru ngaji yang mengajarkan paham radikal, guru ngaji ini harus mengajarkan ajaran ajaran yang moderat, ajaran yang wasatiyah," ujar Ma'ruf kepada wartawan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (15/11).

Karena itu, Ma'ruf pun mendukung pengejaran aparat terhadap terduga guru ngaji tersebut. Ma'ruf menganggap perlu memberi perhatian khusus kepada para guru mengaji yang memberi paham-paham radikal.

"Kita harus tahu sumber sumber itu, kalau memang sumbernya dari guru ngaji, maka guru ngaji ini harus menjadi perhatian kita, untuk dalam rangka tentu deradikalisasi, jangan guru ngaji mengajarkan pelajaran pelajaran atau paham paham radikal," kata Ma'ruf.

Sebelumnya, polisi masih memburu terduga AS yang merupakan guru ngaji pelaku bom bunuh diri Polrestabes Medan. Sampai hari ini, rumah guru ngaji berinisial AS masih diberi garis polisi.

Belum (ditemukan), masih dilakukan penyelidikan keberadaan yang bersangkutan (AS),” kata Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Tatan Dirsan saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (15/11).

Sedangkan mengenai istri pelaku bom bunuh diri, menurut Tatan masih dalam pemeriksaan. Tatan juga menyampaikan bahwa kegiatan istri pelaku hanya sebatas ke pengajian. "Sampai saat ini (istri pelaku) hanya terlihat dalam pengajian,” ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement