REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali meraih penghargaan Anugerah Ki Hajar kategori utama dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Penghargaan tersebut diberikan karena Surabaya dinilai berprestasi dalam pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk kemajuan dunia pendidikan.
Kepala Dinas Pendisikan Kota Surabaya, Supomo mengatakan, penghargaan yang diraih ini tak lepas dari perhatian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terhadap anak-anak Surabaya. Bentuk perhatian yang dimaksid seperti menyediakan berbagai fasilitas dan ruang belajar untuk anak-anak.
"Di antaranya, Broadband Learning Center (BLC), Taman Bacaan Masyarakat (TBM), wifi gratis di taman-taman kota, hingga rumah bahasa dan matematika untuk kemajuan pendidikan anak-anak Surabaya,” kata Supomo di Surabaya, Jumat (15/11).
Penghargaan Ki Hajar kategori utama yang diraih ini, juga tidak lepas dari berbagai inovasi yang diinisiasi Risma dalam mengintegrasikan layanan pendidikan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain di lingkungan Pemkot Surabaya. Di antaranya, sinkronisasi data kependudukan dengan Dispendukcapil Surabaya, Pencatatan aset sekolah dengan Bagian Layanan Pengadaan dan Pencatatan Aset Kota Surabaya, Anggaran OPD dengan Bagian Administrasi Pembangunan, e-Surat dengan Dinas Kominfo, serta data kemiskinan dengan Dinas Sosial.
Saat ini, Pemkot Surabaya telah menerapkan 40 lebih inovasi yang berbasis TIK yang bermuara pada empat hal. Yakni untuk peningkatan kompetensi siswa, peningkatan kompetensi guru, peningkatan kualitas sekolah, dan ketersediaan layanan pendidikan bermutu.
"Sampai saat ini, pengembangan inovasi pendidikan yang memanfaatkan TIK terus berjalan di Kota Surabaya. Salah satunya penggunaan transaksi nontunai untuk realisasi penggunaan dana di SD dan SMP negeri Kota Surabaya," kata Supomo.
Pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya ini memastikan, Pemkot Surabaya akan terus berusaha untuk mengintegrasikan seluruh data sistem informasi Pendidikan dengan OPD di lingkungan Pemkot Surabaya. Di samping itu, pihaknya berencana membuat semua administrasi dan layanan pendidikan menjadi berbasis TIK.
"Misalnya, administrasi kelas dan kurikulum. Dengan demikian, Pemkot Surabaya memiliki database yang terintegrasi dan memudahkan bagi masyarakat," kata dia.
Supomo mengungkapkan, sejak 2016, Pemkot Surabaya telah mengikuti Anugerah Ki Hajar. Pada tahun pertama keikutsertaannya, Pemkot Surabaya meraih Kategori Khusus. Kemudian pada 2017 dan 2018 meraih kategori utama, atau yang tertinggi pada tingkat pemerintah kabupaten/ kota se-Indonesia.
"Pada keikutsertaan tahun 2019 ini, Pemkot Surabaya kembali meraih kategori utama Anugerah Ki Hajar," ujarnya.