Jumat 15 Nov 2019 18:12 WIB

Minyak Mentah Tumpah Lagi di Karawang

Minyak mentah mencemari laut hingga ke pesisir.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Petugas mengumpulkan ceceran tumpahan minyak mentah di Pantai Sedari, Cibuaya, Karawang, Jawa Barat, Selasa (10/9/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Petugas mengumpulkan ceceran tumpahan minyak mentah di Pantai Sedari, Cibuaya, Karawang, Jawa Barat, Selasa (10/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang menerima laporan kembali adanya tumpahan minyak di perairan utara Karawang. Laporan ini dari masyarakat pesisir dan penggiat lingkungan yang menyebutkan minyak mentah mencemari laut hingga ke pesisir.

Kepala DLH Kabupaten Karawang Wawan Setiawan mengatakan setelah mendapatkan laporan tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan PT Pertamina Hulu Energi - Offshore North West Java (PHE - ONWJ). Wawan mengatakan pihak PHE ONWJ pun langsung menangani tumpahan minyak tersebut.

“Pihak PHE ONWJ ini langsung bertanggungjawab menangani. Sekarang proses pemulihan karena ketika ada laporan itu kita langsung sounding dan sudah dilakukan langkah-langkah pembersihan oil spill ini,” kata Wawan saat dihubungi Republika, Jumat (15/11).

Wawan menuturkan berdasarkan keterangan dari PHE ONWJ, minyak yang kembali tumpah ke laut ini bukan berasal dari sumur bor seperti waktu itu. Namun merupakan sisa minyak yang tumpah akibat cuaca buruk dan arus laut. Ia mengatakan terkait pemulihan pasca pencemaran minyak sebelumnya, pihaknya fokus pada pengembalian ekosistem laut yang tercemar.

Salah satunya yang menjadi perhatian adalah kawasan mangrove yang rusak akibat tercemar minyak. Menurutnya, pihaknya sudah membentuk kelompok-kelompok dari masyrakat sekitar guna membantu memulihkan ekosistem mangrove. Kelompok ini kemudian diberdayakan oleh Pertamina untuk membantu mempercepat pemulihan mangrove.

“Kelompok itu kembali menaman dan membibitkan mangrove. Untuk jangka waktu pokoknya sampai selesai yang hitungan kita ada 235 ribu batang mangrove yang harus kembali ditanam,” ujarnya. Ia menambahkan pasca tumpahan minyak yang pertama tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar. Keluhan baru disampaikn karena adanya lagi tumpahan minyak mentah hingga ke pesisir pantai.

“Kita sounding dan mereka (pertamina) lamgsung menunjukkan bahwa rim pembersihnya sudah bekerja,” ucapnya.

Ia pun berharap ke depannya kejadian ini tidak terulang kembali. Walaupun dikarenakan faktor cuaca buruk, PHE ONWJ harus bisa mengantisipasi sedini mungkin agar tidak ada lagi tumpahan minyak memcemari laut Karawang.

Sebelumnya perairan Karawang kembali tercemar minyak mentah. PT PHE ONWJ mengakui hal tersebut dan menegaskan tumpahan minyak ini bukan berasal dari sumur pengeboran. Melainkan sisa hasil pembersihan yang kembali tumpah ke laut karena faktor cuaca. Sisa tumpahan minyak terbawa arus dan sampai ke tujuh desa dengan total area sepanjang 18 kilometer di Pesisir Karawang. Hal ini dikarenakan saat ini di lokasi kondisi cuaca buruk. Ditambah angin kencang yang mencapai 47 knot dan hujan deras di sekitar Anjungan YYA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement