REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 25 kelurahan di empat wilayah Kota Jakarta masuk dalam kategori rawan banjir pada 2019. Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang dirilis dalam konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Kamis (14/11), 25 kelurahan tersebut berada di 17 kecamatan yang tersebar di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Sebanyak 25 kelurahan tersebut, yakni di Jakarta Barat: Rawa Buaya, Tegal Alur, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, Kembangan Utara; Jakarta Selatan: Cipete Utara, Petogogan, Cipulir, Pondok Pinang, Rawajati, Ulujami, Pondok Labu, Bangka, Pejaten Timur dan Jati Padang.
Adapun di Jakarta Timur: Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, Cipinang Melayu, Makasar, Rambutan. Untuk wilayah
Jakarta Utara, yakni Pademangan Barat, Pluit dan Penjaringan.
Kepala BPBD DKI Jakarta Subejo mengatakan data tersebut adalah analisis tiga tahun terakhir dengan parameter ketinggian air di atas 100 centimeter (cm), surut banjir lebih dari 24 jam dan jumlah pengungsi.
"Mereka ada di daerah cekungan dan bantaran," kata Subejo.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Juaini Yusuf mengatakan Pemprov DKI Jakarta sudah berkoordinasi pada seluruh pemimpin tertinggi di wilayah kota agar memastikan semua aparat di bawahnya bersiap siaga akan banjir. "Berbagai antisipasi yang dilakukan mudah-mudahan banjir tidak terlalu besar dan masih bisa kami atasi. Tapi kami siap untuk kondisi yang paling buruk," katanya.
"25 kelurahan sudah kami siapkan peta rawan banjirnya termasuk rute yang akan mereka lalui menuju pengungsian. Termasuk prediksi ketinggian banjir," kata Juaini, menambahkan.
Juaini juga mengatakan, dalam pekan ini BPBD akan melakukan lagi survei pada 25 kelurahan tersebut untuk mengonfirmasi peta dengan yang di lapangan. "Misalnya cek lokasi pengungsian bagaimana kondisinya. Kami juga akan buat Ingub yang beri peringatan seluruh jajaran untuk siap sedia apabila hujan cukup intens dan banjir," katanya.
"Kami siapkan bufferstock, tenda, kebutuhan-kebutuhan pengungsi, berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait perahu karet dan tendanya, termasuk kami sediakan pompa bergerak ke lokasi genangan agar air cepat surut," katanya.
Selain itu, kata Juaini, Pemprov menargetkan membuat 1.000 sumur resapan pada bulan Desember. Sementara yang baru dilakukan adalah pembuatan 800 sumur resapan, yang akan masih terus dilakukan di wilayah yang rawan genangan.
"Kami Pemprov berusaha semaksimal mungkin kalau terjadi banjir dampaknya tak begitu besar. Banjir mungkin datang tapi tak datangkan penderitaan," ucap Juaini.