REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, DIY, Sri Purnomo menilai, pendidikan anak usia dini pondasi penting bagi perkembangan pendidikan di Kabupaten Sleman. Sebab, saat itu anak-anak akan mulai belajar mengembangkan diri.
Ia merasa, pelajaran yang paling banyak dilakukan mereka tidak lain sosialisasi dan memahami lingkungan sekitar. Karenanya, Sri meminta, pendidikan anak usia dini tidak disepelekan.
"Meski di TK, misal, anak hanya bermain, bersosialisasi seusianya, dengan bimbingan para guru akan membuat anak berkembang," kata Sri, di Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA), Selasa (12/11).
Tapi, ia menekankan, keberhasilan mengembangkan diri tidak terlepas bimbingan orang tua maupun guru yang mendampingi. Penyesuaian pembelajaran bagi mereka sangat penting untuk diperhatikan.
"Jangan sampai anak yang masih usia dini dibebani dengan ambisi orang tua, kemudian dipaksakan mempelajari hal-hal di luar kemampuannya," ujar bupati.
Sri sekaligus mengapresiasi kehadiran asosiasi-asosiasi atau forum-forum guru seperti IGABA. Sebab, itu bisa jadi tempat berbagi soal pendidikan anak usia dini, sehingga dapat meningkatkan kualitasnya.
Ia menekankan, Pemkab Sleman terus berkomitmen mempertahankan pendidikan yang berkualitas di Kabupaten Sleman. Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Kabupaten Sleman terus naik.
"Ini bisa menjadi tolak ukur pendidikan di Kabupaten Sleman menjadi yang cukup berkualitas," kata Sri.
Lebih lanjut, Sri menjelaskan, kenaikan dalam IPM Kabupaten Sleman ditopang sejauh mana pengelolaan pemerintah daerah. Mulai pendidikan, kesehatan, dan menumbuhkembangkan kegiatan-kegiatan perekonomian.
Bagi Sri, keseriusan Pemkab Sleman meningkatkan kualitas pendidikan direalisasikan melalui Dinas Pendidikan Sleman. Salah satunya, aktif mengelola pendidikan mulai tingkat PAUD sampai SMA.
"Kita di Sleman untuk pendidikan kita dorong semua anak wajib belajar minimal sampai lulus SMA, ketika lulus kita dorong dapat melanjutkan ke perguruan tinggi karena Sleman pusat perguruan tinggi," ujarnya.