Rabu 13 Nov 2019 17:33 WIB

English for Ulama, Syiar Islam Rahmatan Lil Alamin ala Jabar

Gubernur Jabar sengaja mengirimkan ulama Jabar ke Eropa untuk misi perdamaian.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan Teleconference dengan salah satu Ulama yang diberangkatkan ke Inggris di Kantor BJB Precious, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Foto: Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan Teleconference dengan salah satu Ulama yang diberangkatkan ke Inggris di Kantor BJB Precious, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pesan tentang keindahan Islam Indonesia, khususnya Jawa Barat, berdentum di Benua Eropa. Ulama-ulama asal Jabar yang tergabung dalam English for Ulama sudah mulai berdakwah di lima kota di Eropa, yakni London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birmingham.

Kelima ulama asal Jabar itu, yakni Wifni Yusifa, Ridwan Subagya, Ihya Ulumudin, Beni Safitri, dan Hasan Al-Banna. Setibanya di Inggris, pekan lalu,  mereka langsung bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Inggris di London. Setelah itu, mereka melanjutkan misinya ke kota tempat mereka berdakwah.

photo
Ulama lulusan program English for Ulama Ihya Ulumudin menjadi khatib Shalat Jumat (Jumma Prayer) di Heriot-Watt University, Edinburgh, Skotlandia, Jumat (8/11).

Ihya Ulumudin menuju Glasgow, Skotlandia, Wifni Yusifa berserta perwakilan KBRI berangkat ke Birmingham, Ridwan Subagya bersama pendamping English for Ulama mendatangi Bristol, Beni Safitri pergi ke Manchester, dan Hasan Al-Banna bertugas di London.

Setibanya di kota tujuan, mereka lantas menjalani misinya. Misalnya Ridwan, langsung menemui DKM Masjid Jami Auston, Afzal Shah. Setelah itu, dia bertemu dengan salah satu politisi dan komunitas muslim Bristol. Kepala kepolisian Bristol juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

photo
Delegasi Jawa Barat di Inggris dalam program English For Ulama.

‘’Seusai bertukar keramahan dengan semua pihak. Afzal Shan membawa kami ke City Hall of Bristol untuk bertemu Wali Kota Bristol. Setelah berbincang soal kondisi Islam di Indonesia dan Inggris, kami melihat jalannya rapat terbuka,’’ ujar pendamping English for Ulama Agus Syafei.

Sementara Hasan menggelar pertemuan dengan salah satu anggota Dewan Kota London paling berpengaruh, yakni Unmesh Desai. Dalam pertemuan itu, isu terkait penanganan komunitas keagamaan menjadi topik utama.

‘’Meski non-muslim, Unmesh sangat memperhatikan perkembangan komunitas-komunitas Islam di London. Cakupan kerja Unmesh sendiri berkaitan dengan pendidikan anak muda, kriminal kota, dan investasi,’’ ujar Hasan. Dalam perbincangan itu, Hasan tidak lupa menyampaikan keindahan Islam Indonesia, terutama di Provinsi Jabar.

Menurut Hasan, Unmesh mengapresiasi program English for Ulama yang digagas Pemprov Jabar. Unmesh juga, kata Hasan, berharap program yang digagas oleh Pemprov Jabar itu kembali digelar untuk tahun-tahun berikutnya.

“Beliau menaruh perhatian besar agar program English for Ulama tidak berhenti satu periode, supaya ulama-ulama Jabar dan Indonesia bisa terus berkontribusi menanamkan nilai-nilai perdamaian dan toleransi di London,” ucapnya.

“Beliau juga titip, jika Bapak Gubernur Ridwan Kamil melakukan kunjungan kerja ke Inggris, beliau ingin bertemu dan berdiskusi terkait banyak hal, terutama English for Ulama,’’ papar Hasan.

Selain berdakwah terkait keindahan Islam Indonesia, kelima ulama itu akan menceritakan tentang keberagaman budaya Indonesia, khususnya budaya Tanah Pasundan. Mereka juga bakal menjalankan misinya sampai 14 Nopember 2019.

Terwujudnya program English For Ulama merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dengan British Institute of Peace. Melalui kerja sama itu, puluhan ulama muda asal Jabar yang lolos English for Ulama akan dikirim ke Inggris secara bergantian.

Dengan kerja sama itu, ulama Jabar akan membawa misi menyebarkan perdamaian ke Eropa. Kata Emil, pertukaran ulama itu bertujuan untuk membawa pesan perdamaian ke Eropa. Selain itu, sebagai negara muslim, Indonesia sejatinya dapat mewarnai dakwah Islam di dunia, khususnya Eropa.

‘’Islam bukan hanya didominasi oleh timur tengah,’’ tegas Emil. Dia menyatakan, perpecahan yang terjadi di tengah masyarakat, salah satu penyebabnya adalah informasi bohong. Ulama Jabar juga, imbuh dia, akan mengenalkan ideologi Pancasila yang melindungi umat beragama lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement