Rabu 13 Nov 2019 16:57 WIB

Krisis Air Bersih Meluas di 43 Desa di Cirebon

Krisis air bersih sudah terjadi di 20 kecamatan di Cirebon.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
 Distribusi air bersih bagi warga (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Seno
Distribusi air bersih bagi warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON – Masuknya masa pancaroba (peralihan) dari musim kemarau ke musim penghujan, tak membuat krisis air bersih di Kabupaten Cirebon teratasi. Saat ini, kekurangan air bersih justru semain meluas.

‘’Sampai hari ini, (krisis air bersih) sudah terjadi di 43 desa yang tersebar di 20 kecamatan di Kabupaten Cirebon,’’ ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman, kepada Republika, Rabu (13/11).

Baca Juga

 

Eman mengatakan, penambahan jumlah desa yang mengalami krisis air bersih itu terjadi dengan cepat. Menurutnya, krisis air bersih pada tiga hari yang lalu masih dialami oleh 35 desa. Bahkan saat pertengahan September, krisis air bersih baru terjadi di 19 desa.  

 

Untuk membantu warga di desa-desa yang mengalami krisis air bersih, lanjut Eman, pengiriman air bersih terus dilakukan. Sepanjang musim kemarau tahun ini, total sudah ada 4,3 juta liter air bersih yang disalurkan.

 

Eman menyebutkan, pengiriman air bersih bahkan dilakukan setiap hari pada Senin sampai Sabtu. Padahal sebelumnya, pengiriman air bersih hanya dilakukan Senin sampai dengan Jumat saja.

 

‘’Setiap hari ada 13 - 14 desa yang dikirimi air bersih,’’ terang Eman.

 

Untuk pengiriman air bersih itu, BPBD Kabupaten Cirebon menerjunkan enam armada tangki yang dimilikinya. Setiap armada rata-rata melakukan tiga kali pengiriman setiap harinya.

 

Eman menilai, musim kemarau pada tahun ini lebih parah dibandingkan tahun lalu. Selain datangnya yang lebih cepat, musim kemarau tahun ini juga berlangsung lebih lama.

 

Kondisi tersebut akhirnya membuat krisis air bersih yang terjadi di Kabupaten Cirebon juga lebih parah. Sepanjang musim kemarau tahun lalu, krisis air bersih hanya melanda 29 desa.

 

Selain itu, lanjut Eman, permintaan pengiriman air bersih dari desa-desa yang mengalami krisis air bersih pada tahun ini sudah terjadi sejak awal Juli. Sedangkan tahun lalu, permintaan pengiriman air bersih baru datang pada akhir Agustus.

 

Total air bersih yang dikirimkan untuk membantu desa-desa yang mengalami krisis air bersih pada tahun lalu pun hanya 1,7 juta liter. Jumlah itu melonjak tinggi dibandingkan air bersih yang dikiriman pada tahun ini yang sudah mencapai 4,3 juta liter.

 

‘’Peningkatannya lebih dari 100 persen,’’ tukas Eman.

 

Eman mengakui, saat ini sudah masuk masa pancaroba. Namun, curah hujan yang turun di Kabupaten Cirebon hingga saat ini masih rendah sehingga air hujan belum masuk ke pori-pori tanah.

 

‘’Hujannya pun sebentar, paling 30 menit. Itupun belum merata ke semua daerah,’’ tutur Eman.

 

Eman menambahan, hingga kini status darurat kekeringan di Kabupaten Cirebon belum dicabut. Status tersebut berlaku hiingga 31 November 2019.

 

Selain di Kabupaten Cirebon, krisis air bersih juga terjadi di Kota Cirebon, tepatnya di Kampung Kedung Jumbleng, Kelurahan Argasunya, KecamatanHarjamukti. Untuk membantu warga di daerah tersebut, Satlantas Polres Cirebon Kota pun memberikan bantuan air bersih.

 

Sebanyak dua mobil tangki air bersih atau setara 18 ribu liter disalurkan ke Kampung Kedung Jumbleng pada Selasa (12/11) lalu. Bantuan itupun disambut antusias oleh warga setempat. Apalagi, saat itu sedang berlangsung peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

 

Ketua RT 02 Kampung Kedung Jumbleng, Surip, mengucapkan terima kasih atas bantuan air bersih dari Polres Cirebon Kota. Pasalnya, warganya memang sangat membutuhkan bantuan air bersih.

 

‘’Kami berharap bantuan air bersih ini bisa diberikan secara rutin minimal dua kali dalam seminggunya,’’ kata Surip. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement