REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Penyaluran bantuan air dinilai tidak cukup untuk mengatasi masalah krisis air di Pekalongan. Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah kekeringan, Pemkab Pekalongan tak hanya mengatasi dengan cara memberi bantuan air atau droping air.
''Kalau hanya melakukan droping, maka masalah kebutuhan air di wilayah krisis air bersih tidak akan pernah teratasi. Karena itu, kita harus mencari cara agar masalah krisis air ini bisa terselesaikan selamanya,'' kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, Selasa (12/11).
Seperti dalam mengatasi masalah kesulitan air pada musim kemarau ini di Desa Kaliboja Kecamatan Paninggaran, Bupati menyatakan pihaknya akan berusaha mencari sumber air baru yang bisa dialirkan ke desa tersebut. ''Untuk sementara, droping air mungkin bisa mengatasi kesulitan warga. Namun ke depan, harus sudah ada air yang dialirkan ke desa ini,'' ujarnya.
Saat mengunjungi warga di desa tersebut, dia mendapat laporan sudah sejak beberapa bulan terakhir warga mengalami kesulitan mendapat air bersih. Untuk mendapatkan air, warga bahkan harus mencari hingga ke wilayah Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara yang jaraknya cukup jauh.
''Kita akan mencari sumber air baru dan mengalirkan airnya melalui pipanisasi. Mudah-mudahan, tahun depan daerah ini tidak mengalami kesulitan air lagi,'' katanya.
Dia menyatakan, dalam mengatasi masalah kesulitan air di satu wilayah, pihaknya akan berusaha mencari solusi yang sifatnya jangka panjang. Seperti yang sudah dilakukan di Desa Rawacacing dan Lambanggelum Kecamatan Kedungwuni, saat ini masalah air sudah teratasi dengan pipanisasi.
''Sedangkan di Kecamatan Kesesi, penyelesaiannya sedang kita cari. Insya Allah, musim kemarau yang akan datang daerah-daerah yang mengalami bencana kekeringan akan berhasil kita kurangi,'' katanya.
Dia mengakui, pada musim kemarau belakangan ini, memang ada fenomena kekeringan yang perlu mendapat perhatian. Fenomena itu berupa masalah kesulitan air yang justru lebih dulu dialami oleh warga yang tinggal di daerah pegunungan.
Menurut Bupati, kondisi tersebut kemungkinan terjadi karena area tangkapan air di wilayah pegunungan mulai berkurang. ''Karena itu, kita menghimbau warga di pegunungan agar tidak menebangi secara sembarangan pohon-pohon yang ada di hutan,'' katanya.
Direktur Perusda Air Minum Tirta Kajen, Nur Wachid, mengatakan untuk mengatasi masalah kekeringan, pihaknya selalu bersinergi dengan Dinas Perkim LH untuk memetakan daerah rawan kekeringan di Kabupaten Pekalongan. ''Nanti skenarionya akan kita koordinasikan dengan Dinas Perkim LH. Untuk daerah Kaliboja, pengambilan airnya bisa dari sumber air yang ada di atasnya,'' ujarnya.