Selasa 12 Nov 2019 17:00 WIB

Pendapatan Turun, Awak Bus Mikro Protes Bus Trans Jateng

Mereka memprotes penambahan tiga halte Bus Trans Jateng dan perubahan rute bus.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meresmikan beroperasinya Bus Rapid Transit (BRT) rute Purwokerto-Purbalingga.
Foto: Eko Widiyatno.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meresmikan beroperasinya Bus Rapid Transit (BRT) rute Purwokerto-Purbalingga.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Puluhan awak mikrobus dengan rute trayek Purwokerto-Bobotsari Kabupaten Purbalingga, menggelar aksi protes di kantor Dinas Perhubungan Purbalingga, Selasa (12/11). Mereka memprotes penambahan tiga halte Bus Trans Jateng dan perubahan rute bus.

''Kami minta penambahan tiga halte bus Trans Jateng rute Purwokerto-Purbalingga itu dibongkar. Penambahan tiga halte tersebut benar-benar menurunkan pendapatan kami,'' jelas koordinator aksi, Ganteng.

Dia menyebutkan, penambahan halte bus trans Jateng tersebut berada di lokasi-lokasi yang strategis yang ramai penumpang. Antara lain, di sekitar Klenteng Sokaraja, Polsek Sokaraja dan Banjarsari Kabupaten Banyumas. Dengan adanya halte tersebut, calon penumpang yang transit di Sokaraja menuju Purbalingga dan Bobotsari, banyak yang mengunakan bus Trans Jateng.

''Kondisi ini, benar-benar telah menurunkan pendapatan kami. Yang biasanya, bisa mendapat Rp 200-300 ribu per hari, sekarang bisa dapat Rp 300 ribu saja sudah bagus,'' katanya.

Untuk itu, dia meminta agar ketiga halte tersebut dibongkar. Selain itu, rute Bus Trans Jateng di wilayah Purbalingga juga dikembalikan seperti semula, dimana sebelum masuk Terminal Purbalingga harus memutar lebih dahulu di kawasan kota.

Lebih dari itu, dia juga meminta agar jam operasional bus Tans Jateng juga dikurangi. ''Tadinya, operasional bus Trans Jateng Purbalingga-Purwokerto hanya tiga kali PP per hari. Tapi sekarang menjadi empat kali PP per hari,'' katanya.

Menanggapi tuntutan awak mikrobus tersebut, Kepala Dishub Purbalingga Yani Sutrisno mengatakan akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Balai Trans Jateng. ''Prinsipnya, mereka tidak keberatan dengan pengoperasian bus Trans Jateng. Tapi mereka minta agar tidak semua penumpang diangkut bus Trans Jateng,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement