Selasa 12 Nov 2019 09:47 WIB

Pelibatan Perempuan Sebagai Strategi ISIS

Perempuan selama ini sering diidentikkan sebagai sosok yang lemah.

Rep: Umar Mukhtar / Red: Agus Yulianto
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Muhyiddin Junaidi menuturkan, pelibatan perempuan dalam aksi terorisme memang menjadi strategi ISIS. Mereka memanfaatkan perempuan demi kepentingan kelompoknya yang tujuannya untuk menciptakan islamophobia, ketakutan, dan sebagainya.

"Ini memang menjadi strategi mereka, yang dibuat oleh musuh-musuh Islam," kata dia saat dimintai pandangannya soal pelibatan perempuan dalam aksi terorisme, Senin (11/10).

Muhyiddin menjelaskan, perempuan selama ini sering diidentikkan sebagai sosok yang lemah dan tidak mungkin melakukan tindakan kekerasan. Hal ini seperti sudah menjadi kesepakatan umum di tengah masyarakat. Anggapan ini kemudian dimanfaatkan dan dieksploitasi oleh kelompok ekstremis sebagai upaya penghilangan jejak.

"Jadi, ini strategi ISIS untuk mendesain bahwa perempuan itu juga menjadi ancaman. Oleh karena itu, pihak yang dianggap lemah ini dieksploitasi kelemahannya oleh ISIS," tuturnya.

Menurut Muhyiddin, beberapa alasan menjadi faktor mengapa ada perempuan yang terjebak pada kelompok ekstremis itu. Antara lain, perempuan tersebut lugu terhadap wawasan keagamaan sehingga dia percaya pada kelompok tersebut.

"Dan juga mungkin ada ancaman dari kelompok itu. Atau memang ini permainan juga, karena bisa saja perempuan dijadikan sebagai umpan oleh kelompok tersebut untuk menciptakan kekacauan," ucapnya.

Lebih lanjut, Muhyiddin meyakini ISIS pada waktunya juga akan berakhir. Menurut dia, ISIS dibentuk oleh negara-negara maju yang bertujuan untuk menghancurkan Islam. Jika sudah tidak dibutuhkan, ISIS akan dihancurkan dan dibentuk saat dibutuhkan.

Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi pada 27 Oktober lalu diumumkan tewas oleh Presien AS Donald Trump. Al-Baghdadi diumumkan tewas dalam operasi militer AS di Suriah. Dalam operasi militer AS itu, al-Baghdadi disebut terjebak di sebuah terowongan hingga kemudian meledakkan dirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement