REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU— Puluhan ternak kambing dengan lahap memakan rumput yang tumbuh subur di tengah hamparan di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Senin (11/11).
Penggembalanya terlihat mengawasi kawanan ternak itu agar tak berpencar terlalu jauh. Tanpa perlu susah payah mencari rumput, penggembala itu bisa memberikan makan yang cukup bagi ternak miliknya.
Namun, hamparan yang terlihat seperti lapangan luas itu bukanlah lapangan yang sesungguhnya. Melainkan sebuah bendungan/situ yang mengering bernama Situ Bolang.
Kemarau panjang membuat air di dalam situ tersebut menjadi surut. Dasar situ bahkan telah ditumbuhi rerumputan hijau yang kemudian dimanfaatkan penggembala untuk memberi pakan bagi ternaknya. ‘’Sejak air surut, rerumputan tumbuh subur di dasar situ,’’ ujar penggembala kambing yang bernama Warno, Senin (11/11).
Warno mengaku setiap hari menggembalakan kambingnya di kawasan Situ Bolang yang mengering tersebut. Hal itu juga dilakukan para penggembala kambing lainnya.
Surutnya situ memang menjadi berkah tersendiri bagi para penggembala kambing. Pasalnya, mereka tak perlu susah mencari rerumputan yang menjadi makanan untuk hewan ternak mereka.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, di dasar Situ Bolang juga terdapat sejumlah perahu sampan yang teronggok begitu saja. Saat situ dipenuhi air, perahu itu biasa digunakan warga untuk mencari ikan yang ada di situ.
Salah seorang warga setempat, Opih, mengatakan, air di Situ Bolang mengering sepanjang musim kemarau ini. Menurutnya, air mulai mengering sejak Juni 2019.
‘’Waktu Mei sih masih ada air. Tapi pas masuk Juni, air di situ mulai mengering sampai sekarang,’’ tutur Opih.
Air dari Situ Bolang selama ini dimanfaatkan untuk pengairan sawah di sejumlah desa. Selain itu, situ tersebut juga dikelola menjadi objek wisata air.
Terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Happy Mulya, saat dikonfirmasi, mengakui mengeringnya air di Situ Bolang akibat musim kemarau panjang. Selain di Situ Bolang, sejumlah situ lainnya di wilayah kerja BBWS Cimanuk Cisanggarung juga mengering.
Adapun sejumlah situ yang mengering itu di antaranya, Setupatok, Sedong, dan Rancabeureum. ‘’Tapi nanti sebentar lagi kan masuk musim hujan. Nanti situ (yang mengering) akan terisi air lagi,’’ ujar Happy, saat dihubungi Republika.co.id melalui telepon selulernya.
Sementara itu, kondisi air yang mengering di Waduk Setupatok yang berada di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, dimanfaatkan warga sekitar untuk menanam palawija, seperti jagung dan singkong.
‘’Memang sudah biasa setiap tahun seperti ini. Kalau Setupatok mengering, warga akan menanam tanaman di dasar waduk,’’ tutur salah seorang warga Desa Setupatok, Jaelani.
Petugas Waduk Setupatok, Muhamad Suherman, menjelaskan, daya tampung Waduk Setupatok mencapai 14 juta liter meter kubik. Namun akibat kemarau, waduk mengalami penyusutan. ‘’Bahkan lebih parah dari musim kemarau tahun kemarin,’’ terang Suherman.
Suherman menyebutkan, saat ini volume Waduk Setupatok hanya 610 liter meter kubik. Sedangkan di bulan yang sama pada tahun lalu, volume air Waduk Setupatok masih 1 juta liter meter kubik. ‘’Kekeringan sejak Oktober, air makin menyusut,’’ kata Suherman.
Menurut Suherman, Waduk Setupatok berfungsi untuk mengairi 1.365 hektare persawahan. Waduk tersebut mengandalkan sumber airnya dari tiga sungai, yakni Sungai Kali Desa, Cibuluh, dan Cikaramat.
Kemarau panjang telah membuat air di tiga sungai tersebut mengering. Dampaknya, ketiga sungai itupun tak bisa mengalirkan air ke waduk.