jatimnow.com - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Bondrang, di Dusun Ngluweng, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo terpaksa menutup kegiatan belajar mengajarnya. Sebab mulai tahun ajaran 2019/2020, sekolah ini kekurangan peserta didik.
"Sumber siswa dari lingkungan sekitar sekolah sangat sedikit," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo, Imam Muslihin, Senin (11/11/2019).
Dia menjelaskan bahwa SDN 2 Bondrang berdekatan dengan SDN 1 Bondrang yang hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer. Selain itu, tidak banyak rumah warga di sekitar sekolah tersebut. Apalagi di depan sekolah, hanya ada hamparan kebun jagung.
"Jumlah siswa baru terakhir (tahun ajaran 2018/2019), hanya ada enam anak. Total dari kelas II sampai VI hanya 30 siswa," terang Imam.
Imam menjelaskan, SDN 2 Bondrang beroperasi sejak 1974. Dan jumlah siswa di sekolah itu terus mengalami penurunan. Paling parah setelah tahun 2010-an. Jumlah siswa baru yang hanya enam anak pada tahun ajaran 2018/2019 membulatkan keputusan sekolah untuk menutupnya.
Hasil musyawarah antara guru dan komite, lanjut Imam, sepakat menginginkan sekolah ditutup karena jumlah siswa yang terlalu sedikit.
"Karena siswanya sedikit, berimbas pada pembiayaan sekolah yang menjadi berat," jelasnya.
Menurut Imam, modal sekolah tersebut praktis hanya bergantung pada dana bantuan operasional sekolah (BOS). Sebab, sekolah tidak memungut iuran dari wali siswa karena komite jelas tidak berkenan.
Selain itu, ada lima guru tidak tetap (GTT) yang harus mendapat tambahan honor atas kesediaannya mengajar di daerah pinggiran.
"Total hanya ada tujuh guru. Dua PNS itu kepala sekolah yang merangkap guru agama dan satu guru kelas, sisanya GTT," bebernya.
Alhasil, Dindik Ponorogo memerintahkan kepada pihak sekolah untuk tidak membuka penerimaan siswa baru (PSB) terhitung tahun ajaran 2019/2020. Mulai Juli 2019, 30 siswa di kelas II hingga VI dipindahkan ke SDN 1 Bondrang.
Sedangkan para guru dimutasi ke berbagai sekolah lain, tak hanya di seputaran Sawoo. Saat ini, imbuh Imam, proses penutupan sekolah memasuki tahap akhir.
"Kami masih lakukan pendataan aset. Begitu selesai, kami segera ajukan kepada bupati untuk menerbitkan surat keputusan (SK) penutupan sekolah," pungkasnya.