REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, demam babi Afrika atau African Swine Fever harus ditangani dengan cara isolasi. Jika diperlukan, pemusnahan pun bisa dilakukan.
"Masih suspect, masih kolera. Sampai di situ, harus dilakukan isolasi dan pemusnahan kalau dibutuhkan," ujar Syahrul saat ditemui wartawan di kantornya Senin, (11/11).
Meski begitu, lanjutnya, ekspor babi masih tetap dilakukan dengan seleksi sangat ketat. "Kita tidak boleh menyebarkan virus," kata dia.
Sebelumnya, Syahrul juga menyatakan, akan membentuk unit khusus mulai dari tingkat nasional sampai tingkat peternakan. Tujuannya menanggulangi demam babi Afrika.
Dia bahkan sudah menyurati para gubernur dan bupati supaya mengisolasi kasus ini. Mentan Gubernur Sulawesi Selatan tersebut turut mengimbau agar masyarakat tidak mudah mempercayai kabar bohong atau hoaks terkait demam babi Afrika.
"Sesuai apa yang saya dapat dari pendekatan akademis dan sumber-sumber terpercaya lainnya. Ternyata penyakit itu tidak menular kepada manusia," tegas dia.
Perlu diketahui, ribuan ternak babi di Provinsi Sumatera Utara mendadak mati pada beberapa waktu lalu. Diduga para ternak tersebut terkena virus hog cholera alias kolera babi, sehingga terindikasi virus demam babi Afrika.
Kesimpulan itu diambil berdasarkan uji laboratorium sampel bangkai babi di Medan yang dilakukan Balai Veteriner Medan. Dikatakan, virus tersebut belum pernah ada di Indonesia dan belum ada obatnya.