Senin 11 Nov 2019 16:03 WIB

Krisis Air Bersih di Kabupaten Kuningan Meluas

Distribusi air bersih untuk desa-desa yang mengalami kekeringan terus dilakukan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
BPBD melakukan distribusi air bersih bagi warga (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Seno
BPBD melakukan distribusi air bersih bagi warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Krisis air bersih yang melanda Kabupaten Kuningan di musim kemarau saat ini meluas. Distribusi air bersih pun dipastikan terus dilakukan untuk membantu desa-desa yang mengalami kondisi tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, mengatakan, sepanjang periode 9 Agustus – 11 November 2019, kekurangan air bersih sudah melanda 15 desa di tujuh kecamatan. Padahal hingga 4 November 2019 lalu, wilayah yang mengalami kekurangan air bersih baru tersebar di 11 desa dari enam kecamatan.

Baca Juga

‘’Iya sekarang sudah bertambah,’’ ujar Agus, Senin (11/10).

Agus menyebutkan, 15 desa yang mengalami kekurangan air bersih itu yani Desa Baok dan Ciwaru di Kecamatan Ciwaru, Desa Kertawana, Partawangunan dan Kalimanggis Wetan di Kecamatan Kalimanggis, Desa Cimahi dan Cileuya di Kecamatan Cimahi dan Desa Mekarjaya di Kecamatan Ciawigebang. Selain itu, Desa Sukasari, Cihanjaro, Simpayjaya dan Segong di Kecamatan Karangkancana, Desa Cibulan dan Legok di Kecamatan Cidahu serta Desa Jambugeulis di Kecamatan Cigandamekar.

‘’Di 15 desa itu, total jiwa yang terdampak ada 19.473 jiwa atau 6.333 kepala keluarga (KK),’’ kata Agus.

Jumlah warga yang terdampak kekurangan air bersih itupun melonjak cukup signifikan dibandingan periode 9 Agustus – 4 November 2019. Selama rentang waktu tersebut, total warga yang terdampak eurangan air bersih mencapai 11.230 jjiwa atau 3.667 KK yang tersebar di 11 desa di enam kecamatan.

Agus memastikan, pendistribusian air bersih untuk membantu warga di desa-desa yang mengalami eurangan air bersih terus dilakukan. Hingga saat ini, total air bersih yang sudah didistribusikan mencapai 2.308.500 liter.

Dari jumlah itu, air bersih yang disalurkan paling banyak untuk Desa Cileuya hingga mencapai 606 ribu liter, Desa Cihanjaro 388 ribu liter, Desa Simpayjaya 384 ribu liter, Desa Sukasari 239 ribu liter dan Desa Baok 196 ribu liter.

Selain itu, bantuan air bersih juga didistribusikan untuk Desa Jambugeulis sebanyak 136 ribu liter, Desa Cimahi 113.500 liter, Desa Kertawana 63 ribu liter, Desa Kalimanggis Wetan 59 ribu liter, Desa Mekarjaya 32 ribu liter, Desa Cibulan 28 ribu liter, Desa Legok 22 ribu liter, Desa Partawangunan 19 ribu liter, Desa Ciwaru 14 ribu liter dan Desa Segong 9 ribu liter.

‘’Selain dari BPBD Kuningan, bantuan air bersih juga datang dari berbagai pihak lainnya,’’ kata Agus.

Agus mengakui, hujan memang sudah mulai turun di sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan. Namun, curah hujan masih cukup rendah.

‘’Hujannya sebentar dan belum merata,’’ kata Agus.

Sementara itu, selain di Kabupaten Kuningan, kekurangan air bersih juga masih melanda sejumlah daerah di Kabupaten Majalengka. Penyaluran air bersih untuk membantu warga pun masih terus dilakukan.

‘’Memang sekarang sudah masuk pancaroba. Tapi kekurangan air bersih masih melanda sejumlah daerah di Majalengka,’’ kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka, Agus Permana.

Agus Permana menyebutkan, secara umum, daerah yang mengalami bahaya kekeringan pada tahun ini tersebar di 12 kecamatan. Yakni, Kecamatan Argapura, Bantarujeg, Cikijing, Cingambul, Kertajati, Leuwimunding, Maja, Malausma, Rajagaluh, Sindang, Sindangwangi dan Talaga.

Namun, kata Agus Permana, tidak semua desa di kecamatan-kecamatan itu mengalami krisis air bersih. Kondisi tersebut hanya terjadi di beberapa desa saja di kecamatan-kecamatan tersebut.

‘’Pendistribusian air bersih masih terus kami lakukan,’’ kata Agus Permana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement