Selasa 12 Nov 2019 07:28 WIB

Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Surabaya Terbentuk

Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah diharapkan menjadi agen perubahan

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Surabaya Menjadi Contoh
Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Surabaya Menjadi Contoh

SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Puluhan kader Muhammadiyah hadir dalam acara Deklarasi dan Tabligh Akbar atas terbentuknya Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah (KM3) Kota Surabaya secara resmi di Gedung At Tauhid Tower Lt. 13 Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ahad (10/11).

Kegiatan ini terbuka untuk umum, khususnya untuk kader Muhammadiyah mulai dari ortom, Takmir Masjid, AUM, Pimpinan Ranting, Cabang dan Daerah Muhammadiyah Surabaya yang turut meramaikan.

Terbentuknya KM3 dimotori oleh Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman (TKK) PC IMM Surabaya dan merupakan tindak lanjut Pelatihan Da’i/Mubaligh yang pernah diikuti oleh kader IMM Surabaya.

Fakhruddin Lubis, selaku Ketua Umum KM3, menyampaikan dalam sambutannya salah satu hal yang melatarbelakangi berdirinya KM3 adalah untuk mewadahi dan menyiapkan kader dakwah atau Mubaligh di lingkup mahasiswa, karena dirasa Muhammadiyah khususnya di Surabaya krisis kader ulama atau yang berkecimpung di dunia dakwah.

Acara ini dimulai dengan deklarasi yang dilantik oleh Ketua Umum PC IMM Surabaya MM Firdaus Su’udi. Kemudian dilanjut dengan Tabligh Akbar yang dinarasumberi oleh Ustaz Anhar Anshori, dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Anhar mengapresiasi atas keberadaan KM3 ini dan ia berharap agar PC IMM yang lain bisa mencontoh PC IMM Surabaya dengan mendirikan KM3 atau sejenisnya.

Dalam ceramahnya, ia mengajukan beberapa pertanyaan kepada kader IMM. “Apakah pertanyaan saya ini sudah terlaksana atau belum, saya tidak tahu. Yang paling tahu adalah anda. Berapa komisariat, lalu apa kegiatan inti yang bersifat mendasar, sebagai bekal anda eksis sebagai da’i yang profesional besok. Di saat berhadapan dengan berbagai dimensi problematik masyarakat, anda selalu siap menjawab tantangan”, ucap Ketua Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) itu.

Dia menegaskan, semua itu harus dilakukan secara profesional, yaitu dengan memenuhi syarat sebagai Mubaligh yang berkompeten. 3 kompetensi yang harus disiapkan oleh seorang mubaligh yaitu kompetensi dasar, keahlian, dan penunjang.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, semakin tinggi kompetensi seorang mubaligh yang profesional, maka keberhasilan dakwah semakin tinggi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement