Senin 11 Nov 2019 14:26 WIB

Ratusan Bangkai Babi di Danau Siombak Medan Dikubur Massal

Kematian ratusan babi di Danau Siombak diduga akibat virus.

Red: Nur Aini
Babi Ternak (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Babi Ternak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatra Utara Azhar Harahap menyatakan bahwa ratusan bangkai babi di Danau Siombak, Kecamatan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara, akan dikubur massal.

"Penguburan massal akan dilakukan di pulau kecil yang berada di Danau Siombak atas kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, dan masyarakat setempat," katanya, Senin (11/11).

Baca Juga

Sebelum penguburan, kata dia, terlebih dahulu petugas melakukan evakuasi terhadap ratusan bangkai tersebut. "Sebentar lagi akan kita lakukan penguburan massal terhadap bangkai bangkai babi tersebut, sehingga diharapkan tidak mengganggu masyarakat sekitar atau mencemari lingkungan," katanya.

Langkah selanjutnya, pihaknya melalui BPBD Kota Medan dan Dinas Lingkungan Hidup Medan akan melalukan penanganan, pengamatan sekaligus pencarian bangkai babi yang kemungkinan masih ada di sungai maupun di Danau Siombak. "Pada hari Jumat lalu Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dan Provinsi Sumut telah mengambil sampel air yang ada di Danau Siombak begitu juga yang ada di aliran Sungai Bederah. Hal ini untuk mengetahui sampai di mana tingkat pencemaran yang diakibatkan oleh bangkai bangkai babi yang dibuang masyarakat ke sungai," katanya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, hingga saat ini para petugas masih melakukan evakuasi terhadap ratusan bangkai babi tersebut. Sebelumnya, kematian ratusan babi diduga akibat wabah virus hog cholera. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara mencatat ada 11 Kabupaten/Kota yang terkena wabah virus hog cholera yaitu Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Samosir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement