Jumat 15 Nov 2019 09:56 WIB

Becak Kayuh Masih Eksis dan Bertahan di Padang

Tarif yang dikenakan untuk penumpang berkisar Rp 3.000 hingga Rp 15 ribu.

Bestari, becak wisata religi.
Foto: KPM
Bestari, becak wisata religi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Eksistensi becak kayuh masih bertahan di kawasan Ulak Karang, Padang, Sumatra Barat. Walaupun berada di tengah kemajuan teknologi dan informasi bidang transportasi. "Kami tetap bertahan meskipun sekarang banyak saingan transportasi, kegiatan ini sudah dilakoni sejak 2012," kata salah seorang pengayuh becak Nando (42), di Padang, belum lama ini.

Setiap harinya ia bersama belasan pengayuh becak lain mangkal di Ulak Karang mulai dari pukul 07.00 WIB hingga 18.00 WIB. Mereka juga membentuk suatu komunitas yang dinamai Jasa Angkutan Becak Pemuda Ulak Karang.

Baca Juga

Nando mengatakan tarif yang dikenakan untuk penumpang berkisar Rp 3.000 hingga Rp 15 ribu, tergantung jarak yang ditempuh. Dalam sehari ia bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 25 ribu hingga Rp 60 ribu. "Kalau penumpang ramai pada hari itu baru sampai Rp 60 ribu," katanya.

Ia mengatakan kebanyakan pengguna jasa becak kayuh adalah siswa yang butuh transportasi dari komplek menuju jalan utama. Kemudian ada juga penumpang yang hendak melintas dari Ulak Karang menuju Jalan Khatib Sulaiman.

Menurut dia, dulu sebelum banyak bermunculan moda transportasi, dalam sehari bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 90 ribu. Selain penumpang, ia bersama belasan kawan lain juga terkadang menerima orderan untuk acara pawai, khatam Al-Quran, mengantar ke tempat wisata, dan lainnya. "Kalau ada orderan seperti itu pendapatan agak lumayan, kadang dibayar Rp 100 ribu dalam sehari," katanya.

Salah seorang warga Reni (37) memilih naik becak sebagai alternatif untuk mengakses jalan yang tidak dilalui angkutan umum. "Naik becah kayuh juga disenangi oleh anak-anak saya," katanya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement