Jumat 08 Nov 2019 22:18 WIB

Saat Paloh Sindir Partai yang Mengaku Paling Pancasilais

Paloh sebut parpol yang terus sampaikan propaganda kosong bukanlah sikap pancasilais.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Kongres II Partai Nasdem di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).
Foto: Rizkyan Adiyudha.
Kongres II Partai Nasdem di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pidatonya di  pembukaan kongres II Partai Nasdem sempat menyindir partai yang mengaku paling nasionalis dan pancasilais.

Momen itu berawal dari pandangan Surya Paloh mengenai kecurigaan terhadap langkah politik yang dilakukan Partai Nasdem. Menurutnya hal itu tidak sesuai dengan nilai-nilai di dalam Pancasila.

Baca Juga

"Pancasila sebagai pegangan untuk kita, way of life, way of thinking. Tapi kita tidak laksanakan itu. Ngakunya partai yang nasionalis, yang pancasilais. Ya buktikan aja, rakyat membutuhkan pembuktikan partai mana yang paling mengamalkan pancasilais," kata Paloh, di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).

Menurutnya jika ada partai yang terus menerus menyampaikan propaganda kosong dan mengajak berkelahi satu sama lain, maka ia memastikan bahwa itu bukanlah sikap pancasilais. Ia pun menyerukan kepada seluruh kadernya, jika Nasdem ingin dikenal sebagai partai pancasilais maka Nasdem harus bersikap rendah hati.

"Rangkul teman, salam teman, tawarkan pikiran-pikiran bersama teman, jangan musuhin teman, itu baru mengamalkan Pancasila. Kalau ini tidak dijalankan yang paling menangis adalah proklamator bangsa ini," ungkapnya.

Selain itu, Paloh juga mengatakan, meskipun Partai Nasdem merupakan partai pendukung pemerintah, hal itu tidal serta merta membuat Nasdem memikirkan koalisi. Menurutnya hal itu adalah cara berpikir yang salah.

"Salah itu, itu bukan cara berpikirnya Nasdem. Berpikir pendek-pendek, orang Medan bilang berpikir cetek-cetek, untuk apa? Kita mau agar komitmen kebangsaan yang kita miliki, harapan yang diamanatkan, diciptakan oleh proklamator bangsa Bung Karno dan Bung Hatta konsisten dijalankan oleh partai ini," ungkapnya.

Paloh juga berpesan, jika Nasdem ingin perolehan kursinya saat ini lebih tinggi lagi, maka diperlukan sikap konsistensi terhadap ucapan dan perbuatan. Diperlukan sebuah kesetiaan yang mengikat.

"Bukan hanya janji sembarang janji, bukan hanya ucapan dan menyatakan akulah yang paling setia mendampingi bapak presiden. Karena apa? karena nanti ada ujian berat yang dijalani bapak presiden, jangan-jangan hanya tinggal nasdem yang bersama bapak presiden," kata Paloh diikuti sorakan seluruh kader yang hadir.

Untuk diketahui sejumlah partai merespon pertemuan Partai Nasdem dengan PKS beberapa waktu lalu. Isu kerenggangan di internal koalisi Jokowi-Amien pun menyeruak usai pertemuan kedua partai itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement