Sabtu 09 Nov 2019 22:24 WIB

Dinkes Purwakarta Antisipasi Wabah DBD di Musim Pancaroba

Dinkes Purwakarta meminta masyarakat waspadai demam berdarah dengue (DBD)

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

PURWAKARTA, AYOBANDUNG.COM--Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta meminta masyarakat mewaspadi timbul sejumlah penyakit yang ditumbulkan peralohan musim kemarau menuju musim penghujan dipenghujung akhir tahun ini. Salah satu yang perlu diantisipasi adalah adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sering kali muncul pada musim penghujan akibat kenangan air.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Purwakarta, dr. Meisera mengatakan, pihaknya mengantisipasi meningkatnya kasus penyakit DBD yang rawan terjadi pada saat musim hujan. Terutama untuk tahun depan mengantisipasi siklus DBD lima tahunan.

Berdasarkan data tercatat kasus DBD pada 2016 di Kabupaten Purwakarta mencapai 772, 2017 kasus DBD menurun menjadi 122, 2018 yang terkena DBD meningkat mencapai 293 orang. Sementara pada 2019 hingga Agustus yang terkena DBD mencapai 492 orang.

AYO BACA : Dinkes Garut: Musim Hujan Jentik Nyamuk Mudah Berkembang Biak

"Memang ada siklus naik turun, oleh karena itu kami mengantisipasi jumlah kembali meningkat seiring siklus DBD lima tahunan,"ujar dia, Jumat (8/11/2019).

Menurutnya, penyakit DBD dapat diantisipasi dengan sejumlah langkah preventif, di antaranya pelaksanaan pemeriksaan jentik berkala (PJB) di setiap puskesmas yang memang rutin tiap tiga bulan ke rumah-rumah yang menjadi sampel di semua wilayah.

Selain itu, kader posyadu sebagai juru pemantau jentik (jumantik) rutin memantau ke rumah-rumah warga. Kader jumantik juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti dimulai dari lingkungan rumah masing-masing.

AYO BACA : Ikan Cupang, si Kecil Pemakan Jentik Nyamuk DBD

Sebab menurutnya menjaga kebersihan lingkungan rumah memberikan dampak besar untuk menekan nyamuk aedes aegypti berkembang.

"Masyarakat bisa menerapkan 3M plus untuk mencegah nyamuk aedes aegypti. Yakni menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan kolam penampungan, juga mengubur barang-barang yang bepotensi menjadi tempat bersarangnya jentik nyamuk.  Sementara plusnya bisa menanam pohon anti nyamuk seperti lavender atau rosemary. Jadi nggak hanya satu macam pencegahannya tapi multi upaya juga,” katanya menyarankan.

Ia menyebut biasanya kasus tertinggi DBD terjadi saat puncak musim hujan antara Januari dan Februari. Ia berharap masyarakat tidak lalai dan ikut mencegah berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti dari mulai rumahnya masing-masing.

"Selain DBD, pada musim pancaroba yang  harus diwaspadai adalah penyakit diare. Saluran sanitasi yang tidak bersih dapat berpotensi menjadi tempat bakteri yang bisa menyebabkan diare. Oleh karena itu, masyarakat juga harus mengantisipasi sejak dini dengan membersihkan saluran air di tempat tinggalnya,"ujar Meisera.

AYO BACA : Kasus DBD hingga Oktober Capai 110.921, Jawa Barat Tertinggi

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement