REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada yang berbeda dari Gunung Semeru, Kamis pagi (7l11). Di puncak gunung tersebut terlihat gumpalan awan putih menyerupai "topi caping".
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan, Sarif Hidayat membenarkan adanya fenomena "topi caping" di puncak Gunung Semeru, Kamis pagi (7/11). Fenomena tersebut sempat terlihat sekitar pukul 05.30 WIB.
"Kurang lebih durasinya dua jam. Sekarang sudah tidak nampak," kata Sarif saat dikonfirmasi Republika, Kamis (7/11).
Menurut Sarif, penampakan "topi caping" sudah biasa terjadi di Gunung Semeru setiap tahunnya. Fenomena ini dianggap wajar karena hampir sebagian besar gunung maupun bukit pernah mengalaminya. Tidak ada pertanda buruk dengan adanya fenomena tersebut.
Secara teori, kata Sarif, fenomena "topi caping" dikenal dengan sebutan awan lenticular. Awan yang terbentuk dari hasil pergerakan angin lalu menabrak dinding penghalang besar seperti pegunungan atau perbukitan. Kondisi ini biasanya menimbulkan pusaran di puncak seperti "topi caping".
Berdasarkan informasi yang diterima, fenomena ini tidak memberikan dampak negatif besar pada aktivitas gunung. Hanya saja akan sedikit berpengaruh pada penerbangan pesawat. "Akan berpengaruh terjadinya turbulance jika pesawat mendekat atau melewati awan tersbut," tambahnya.