REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 755 desain ibu kota negara (IKN) dari 755 tim siap mengikuti kompetisi desain IKN baru yang akan dibangun di Kalimantan Timur. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, akhir November 2019 ini akan dipilih tiga gagasan makro yang akan dikerucutkan lagi menjadi sebuah desain rinci IKN baru di Kabupaten Penajam Passer Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim.
"Ini sekarang masih pada proses lomba. Setelah itu akan diolah lagi, akan lebih didetailkan dalam bentuk yang lebih, karena ini gagasan makro, akan dikecilkan jadi gagasna mikronya," kata Jokowi usai membuka Pameran Konstruksi Indonesia di JiExpo Kemayoran, Rabu (6/11).
Dalam paparannya, Jokowi juga menyebutkan bahwa IKN di Kaltim nanti akan dibagi-bagi ke dalam beberapa cluster atau gugus fungsi. Selain cluster pemerintahan, IKN di Samboja dan Sepaku nanti akan dilengkapi cluster teknologi dan inovasi (mengadopsi Silicon Valley di AS), cluster pendidikan, cluster kesehatan, hingga cluster wisata.
"Inilah yang ada di bayangan kita. Sehingga kita ingin IKN yang baru menjawab kualitas hidup tertinggi bagi para penghuninya, bebas emisi, ke mana-mana bisa jalan kaki, bisa bersepeda, transportasi publik yang bebas emisi," kata Jokowi.
Meski fokus pemindahan ada pada fungsi pemerintahan, Jokowi menyebutkan bahwa ibu kota yang baru nanti akan dilengkapi dengan kawasan bisnis. Namun bukan sembarang bisnis. Jokowi ingin bisnis yang berjalan di IKN baru bebas emisi dan mempekerjaan talenta kelas dunia. Bahkan menurutnya, Google Inc sudah menyampaikan komitmennya untuk membangun Google Global Talent.
"Terpenting, kita tidak hanya pindah tempat atau pindah lokasi. Paling penting adalah pindah pola pikir, pindah mindset, pindah sistem. Artinya sistem harus terinstall dengan baik, sehingga nanti orangnya yang masuk, birokrasi kita masuk, install systemnya sudah siap," katanya.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menambahkan bahwa desain kawasan IKN nanti ditargetkan mampu menerjemahkan visi ibu kota sebagai katalis peningkatan peradaban Indonesia.