Rabu 06 Nov 2019 15:24 WIB

Kain Tradisional Indonesia Penting untuk Dilestarikan

Asean Tradisional Textile Symposium pertahankan eksistensi perajin kain tradisional.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
 Pembukaan Asean Tradisional Textile Symposium yang digelar di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta.
Foto: Silvy Dian Setiawan.
Pembukaan Asean Tradisional Textile Symposium yang digelar di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Asean Tradisional Textile Symposium digelar di Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung dengan menghadirkan berbagai narasumber dari berbagai negara yakni Asia, Eropa, hingga Amerika.

Dalam acara tersebut, berbagai pengetahuan terkait dunia pertekstilan tradisional dari berbagai daerah. Tentunya, tekstil tradisional ini juga menjadi ajang untuk memperkuat tekstil Indonesia di kancah internasional.

Ia mengatakan, perajin tekstil tradisional khususnya DIY juga dapat menghasilkan karya-karya baru dengan kualitas internasional. Sehingga, nilai jualnya pun tinggi dan bisa meningkatkan perekonomian perajin tekstil tradisional DIY.

"Dengan harapan adanya dampak positif bagi para perajin tekstil tradisional, agar tetap bertahan dalam gempita ekonomi global," kata Sekertaris Daerah DIY, Arofah Noor Indriani, di Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel, Sleman.

Ia menjelaskan, wastra atau kain tradisional Indonesia seperti batik dan tenun penting untuk dilestarikan. Sebab, kain tradisional tersebut menunjukkan jati diri suatu masyarakat dan bangsa. 

Sebagai warisan budaya sekaligus produk peradaban, kata Arofah, wastra tradisional tentu memiliki filosofi-filosofi luhur. Yang mana, tervisualisasi dalam corak, keragaman perpaduan warna, dan pada proses pembuatannya.

"Keragaman inilah yang menjadikan wastra tradisional menjadi menarik dan harus dilestarikan keberadaannya," jelasnya.

Melalui simposium tersebut, juga dapat menguatkan jalinan persahabatan Indonesia dengan negara lainnya. Ia mengatakan, selain memperkuat persahabatna, dari berbagai aneka corak wastra tersebut akan mewujudkan kesejahteraan regional di Asean.

"Wastra-wastra dari berbagai negara ini dapat mendukung upaya pencapaian tingkatan hidup dalam filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, yang berarti memperindah keindahan dunia," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement