Rabu 06 Nov 2019 00:37 WIB

Dinkes Purwakarta Waspadai Siklus DBD Lima Tahunan

Kasus tertinggi DBD terjadi saat puncak musim hujan antara Januari dan Februari.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Aedes Aegypti
Foto: EPA/Jeffrey Arguedas
Aedes Aegypti

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta mewaspadai meningkatnya kasus penyakit pada peralihan musim dari kemarau menuju penghujan saat ini. Salah satunya yang diantisipasi adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Purwakarta, dr. Meisera mengatakan pihaknya mengantisipasi meningkatnya kasus penyakit DBD yang rawan terjadi pada saat musim hujan. Terutama untuk tahun depan, pihaknya  mengantisipasi siklus DBD lima tahunan.

“Biasanya siklusnya lima tahunan yang juga harus diantisipasi. Makanya kita tahun depan hati-hati nih. Jadi outbreak (kejadian luar biasa) nyamuk aedes aegypti berkembang banyak,” kata Meisera ditemui di Kantor Dinkes Kabupaten Purwakarta, Selasa (5/11).

Ia menyebutkan pada 2016 tercatat ada 772 kasus penderita DBD. Pada 2017 jumlah tersebut menurun menjadi hanya 122 kasus, 2018 yang terkena DBD mencapai 293 orang. Sementara pada 2019 hingga Agustus yang terkena DBD mencapai 492 orang. Oleh karenanya pihaknya mengantisipasi jumlah tersebut kembali meningkat seiring siklus DBD lima tahunan.

Ia menambahkan biasanya kasus tertinggi DBD terjadi saat puncak musim hujan antara Januari dan Februari. Ia berharap masyarakat tidak lalai dan ikut memcegah berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti dari mulai rumahnya masing-masing.

Selain DBD, kata dia, pada musim pancaroba ini diwaspadai juga penyakit diare. Saluran sanitasi yang tidak bersih dapat berpotensi menjadi tempat bakteri yang bisa menyebabkan diare. Oleh karena itu, masyarakat juga harus mengantisipasi sejak dini dengan membersihkan saluran air di tempat tinggalnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement