Selasa 05 Nov 2019 13:00 WIB

Bahlil Lahadalia Tanggapi Relokasi 59 Pabrik China ke Jateng

Bahlil bekerja keras membuat terobosan membenahi iklim investasi di dalam negeri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Diundang Ke Istana Kepresidenan. Mantan Ketua HIPMI Bahlil Lahadalia  tiba di Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo, Jakarta, Selasa(22/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Diundang Ke Istana Kepresidenan. Mantan Ketua HIPMI Bahlil Lahadalia tiba di Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo, Jakarta, Selasa(22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir-akhir ini daya saing investasi Indonesia dikalahkan oleh Vietnam. Banyak pabrik yang semua mengincar Indonesia kemudian melirik Vietnam. Meski demikian, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bekerja keras membuat terobosan membenahi iklim investasi di dalam negeri.

"Kuncinya kita bantu investor eksekusi sampai pabriknya jadi. Semua harus turun ke lapangan," kata Bahlil menanggapi sebanyak 59 investor asal China akan merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah, Selasa (5/11).

Baca Juga

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 59 investor dan pengusaha asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dari sektor industri kayu dan furnitur akan merelokasi pabriknya ke Indonesia. Rencananya pengusaha tersebut akan melakukan relokasi industri ke Jawa Tengah.

Bahlil mengatakan salah satu penyebab hijrahnya investor tersebut sebab pelayanan perizinan di Jawa Tengah sangat baik. "Salah satu alasannya karena pelayanan perizinan di Jawa Tengah adalah yang terbaik dimana menjadi peringkat pertama sebagai penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Terbaik se-Indonesia dalam acara Investment Award 2018. Tentunya ini bukti bahwa pemerintah sudah support. Perizinan mudah menjadi modal utama dalam mengundang investasi,” ujar Bahlil.

Bahlil juga menyampaikan agar BKPM dan Pemerintah Jateng terus berkolaborasi untuk meningkatkan investasi industri furnitur di Jawa Tengah. Hal ini sejalan dengan pesan Presiden Jokowi agar pemerintah proaktif menangkap peluang investasi relokasi pabrik furnitur dari perusahaan perusahaan yang terkena dampak perang dagang AS-Cina.

"Kami (BKPM, Red) sudah beberapa kali mempertemukan pengusaha-pengusaha furnitur di luar negeri dengan pelaku industri furnitur lokal. Harapannya agar mereka segera dapat bermitra dan membuat pabriknya di Jawa Tengah,” jelasnya.

Diketahui, total investasi yang masuk pada periode 2015 hingga triwulan II 2019, baik PMA dan PMDN mencapai Rp 211,19 triliun. Terdiri atas investasi PMA sebesar Rp 110,85 triliun dengan 4.964 proyek yang menyerap 335.735 tenaga kerja, dan PMDN sebesar Rp 100,34 trilyun dengan 7.121 proyek yang menyerap 221.071 tenaga kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement