Senin 04 Nov 2019 11:57 WIB

Pegawai RSUD Al Ihsan Demo, Pelayanan Terganggu

Ada empat tuntutan yang disampaikan pegawai dalam aksi unjukrasa tersebut

Rep: Djoko Suceno/ Red: Esthi Maharani
RSUD provinsi Jawa Barat, Al-Ihsan
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
RSUD provinsi Jawa Barat, Al-Ihsan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hampir seluruh pegawai RSUD Al Ihsan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, memilih berunjukrasa di halaman rumah sakit milik Pemprov Jabar. Aksi unjukrasa ini dilakukan pegawai rumah sakit tersebut untuk menuntut kesejahteraan kepada Pemprov Jabar selaku pemilik RS.

Akibat unjukrasa yang dimulai pukul 08.00 WIB, pelayanan kesehatan di rumah sakit plat merah ini terganggu. Hanya petugas perawat di bagian ICU yang tetap melayani pasien. Sedangkan pegawai lainnya memilih berunjukrasa.

"Kami mohon maaf kepada masyarakat atas gangguan pelayanan ini. Tapi kami tetap memberikan pelayanan di bagian ICU," kata Ketua Forum Ikatan Karyawan RSUD Al-Ihsan, dr Ahmad Husaeni kepada para wartawan di lokasi.

Mereka membentangkan sejumlah spanduk berukuran besar. Ada empat tuntutan yang disampaikan pegawai dalam aksi unjukrasa tersebut. Diantaranya mereka menuntut status kepegawaian yang lebih jelas. Mereka juga menuntut sistem penggajian yang lebih transparan, uang pesangon bagi pegawai yang telah pensiun, serta percepatan lelang jabatan dirut RSUD agar roda organisasi lebih jelas.

"Mohon Pak Gubernur segera mengambil langkah atas kondisi di rumah sakit ini. Kami sudah lelah dengan kondisi ini," kata Husaeni.

Mereka menuntut berdialog dengan pigak berwenang di Pemprov Jabar untuk mencari jalan keluar atas persoalan tersebut. Husaeni berharap pejabat pemprov yang bertangggungjawab atas rumah sakit ini bertemu dengan para pegawai. Semakin cepat dialog tersebut dilakukan akan lebih baik. Namun jika ditunda-tundak, mereka akan terus melakukan aksi unjukrasa.

"Kami akan terus menggelar aksi ini sampai pemangku kebijakan di pemprov hadir di tempat ini," ujar dia.

Keluarga pasien rawat inap dan jalan mengaku kerepoten dengan aksi unjukrasa tersebut. Mereka mengaku harus mengurus sendiri keluarganya yabg tengah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

"Memang sebelumnya sudak diberitahu mereka akan demo. Karena itu kami sudah mempersiapkanya. Mudah-mudahan aksinya tidak berlama-lama," kata Dadan (35 tahun) salah seorang keluarga pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement