REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Muhammad Nursyamsi, Elba Damhuri
Pekan lalu, pemilik CT Corps, Chairul Tanjung (CT), bertemu Menteri BUMN Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. CT memenuhi undangan Erick Thohir untuk membicarakan ekonomi Indonesia dan BUMN.
CT merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan mencapai 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp 54,4 triliun. Bisnis CT mencakup Trans Corp, Bank Mega, Transmart dan Careefour, dan lain-lainnya.
CT juga pernah menjadi menteri koordinator perekonomian di era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Perbaikan ekonomi nasional dan pemerataan menjadi fokus CT dalam ikut serta membangun Indonesia.
Chairul Tanjung menganggap Erick yang mantan pemilik Inter Milan itu sebagai adiknya sehingga dia mendukung penuh Erick menjalankan tugasnya sebagai Menteri BUMN. Pertemuan keduanya berlangsung sekira satu setengah jam.
"Kita berdiskusi banyak beberapa hal, terkait bagaimana misalnya BUMN sinergi dengan swasta," ujar CT usai bertemu Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (31/10).
CT mengapresiasi sejumlah terobosan yang dilakukan Erick dalam membenahi BUMN. Salah satunya, mengenai rencana kerja yang lebih tertata. Erick sudah minta misalnya direksi BUMN untuk menerapkan atau memberikan rencana (kerja) lima tahun. "Ini menurut saya suatu hal yang bagus," ucap CT.
CT menyebut BUMN sebagai hal yang unik. Pasalnya, di satu sisi, BUMN diharuskan memberikan kontribusi maksimal untuk negara di mana kalau sampai merugi negara yang harus menanggung. Namun kalau untung, direksinya mendapatkan tantiem.
CT menekankan ekonomi Indonesia harus dibangun bersama-sama, tidak bisa dibangun BUMN saja. Menurut dia, semua harus dibangun oleh BUMN bersama swasta dan unsur-unsur lain yang ada di Indonesia.
CT menilai kerja sama yang baik antara BUMN dan swasta akan mendorong percepatan perekonomian bangsa ke depan. "Kalau jadi satu kesatuan inilah yang disebut Indonesia incorporated dengan begini inilah yang bisa membuat kita lebih cepat maju dan berkembang," lanjut CT.
CT berpandangan penguatan sinergitas BUMN dengan swasta teramat penting mengingat Indonesia kini menghadapi masalah besar lantaran kondisi situasi global yang sedang tidak baik.
Sebagai agen pembangunan, BUMN memang memiliki kewajiban meraih keuntungan agar bisa berkontribusi untuk negara. Namun, di sisi lain, lanjut CT, BUMN memiliki fungsi untuk mengembangkan potensi yang belum dimaksimalkan
"Mengembangkan juga situasi ekonomi yang ada, sebagai public service obligation, banyak hal yang menjadi fungsi BUMN," kata CT.
Selain kekompakan, lanjut CT, BUMN dan swasta dituntut memiliki tata kelola yang baik dan memegang prinsip profesionalitas dalam mengelola badan usaha.
Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, CT berkeyakinan BUMN akan menuju masa depan yang lebih cerah. Erick memiliki segudang pengalaman hebat tatkala membidani sejumlah perusahaan, bahkan sempat menjadi pemilik klub besar Italia, Inter Milan
CT memiliki ekspektasi besar terhadap BUMN di bawah Erick Thohir. CT berharap BUMN bisa semakin profesional. "Ekspektasi BUMN di bawah kepemimpinan beliau lebih profesional lagi, lebih maju lagi, dan bisa lebih kontribusi bangsa dan negara," ucap CT.
Kementerian BUMN mencatat aset keseluruhan BUMN sejak 2015 hingga 2018 tumbuh rata-rata 12 persen. Pada 2018, aset BUMN mencapai Rp 8.092 triliun atau naik sebesar 12 persen dibandingkan 2017. Saat ini, ada 143 BUMN yang eksis.
Erick Thohir memiliki banyak pekerjaan rumah tidak ringan dalam memajukan BUMN, menyelesaikan masalah-masalah sejumlah BUMN, hingga tetap mengedepankan peran sosial BUMN bagi rakyat Indonesia. Sinergitas BUMN dan swasta menjadi salah satu agenda penting yang jika dilaksakan akan berdampak besar tehadap perekonomian Indonesia.