REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hingga September 2019 baru mencapai 12,27 juta dari target tahun ini sebesar 18 juta kunjungan. Secara bulanan, kunjungan wisman pada bulan September hanya 1,4 juta atau turun 10,10 persen dari bulan Agustus sebesar 1,55 juta kunjungan.
Pelaksana Tugas Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Guntur Sakti, menilai, capaian tersebut masih cukup positif. Masih terdapat peluang untuk mencapai target kunjungan wisman di sisa tiga bulan terakhir tahun ini.
Sementara ini, Kemenparekraf masih fokus terhadap sejumlah pasar negara potensial maupun ceruk pasar terbatas lainnya yang bisa dikembangkan sebagai kantong penyumbang wisman baru. Empat strategi tetap diterapkan seperti optimalisasi program cross border tourism, hot deals, tourism hub, serta low cost carrier terminal (LCCT).
"Harus optimistis agar kita juga bekerja keras mencapainya. Jika target tidak tercapai, kita akan evaluasi bersama apa faktor penyebabnya," kata Guntur kepada Republika.co.id, Ahad (3/11).
Guntur menjelaskan, kehadiran wisman tidak bisa dipisahkan dari capaian devisa negara. Karena itu, Kemenparekraf ke depan akan lebih fokus pada kualitas wisman yang datang dilihat dari nilai belanja yang dihabiskan di Indonesia ketika berwisata.
"Spending serta lama tinggal wisman adalah yang paling berpengaruh. Presiden Joko Widodo sudah berpesan untuk meningkatkan devisa, kualitas wisatawan, dan kunjungan," kata dia.
Oleh sebab itu, Kemenparekraf dalam kepemimpinan baru saat ini akan mempersiapkan strategi promosi dan pemasaran yang lebih efektif untuk bisa menjangkau wisman berkualitas.
Sebagai catatan, pada 2018, BPS mencatat total jumlah kunjungan wisman mencapai 15,8 juta dengan average spending per arrival (ASPA) atau rata-rata belanja per kunjungan sebesar 1.220 dolar AS. Jika diakumulasikan, maka devisa yang didapat Indonesia dari sektor pariwisata tahun 2018 sebesar 19,29 miliar dolar AS.
Mengutip laporan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), dari 1,4 juta kunjungan wisman pada bulan September, paling banyak berasal dari Malaysia sebesar 233,8 ribu kunjungan atau 17 persen. Sisanya, sebanyak 12 persen dari Cina, 11 persen dari Singapura, 10 persen dari Australia, 7 persen dari Timor leste, dan 43 persen dari negara-negara lainnya.
Secara kumulatif, sepanjang Januari-September 2019 ini, 12,27 juta kunjungan wisman didominasi oleh turis dari kawasan Asean sebanyak 4,7 juta kunjungan. Adapun berikutnya diikuti Asia selain Asean 4,03 juta kunjungan, Timur Tengah sebesar 211 ribu, Eropa 1,56 juta, Amerika 482 ribu, Oceania 1,18 juta, serta Afrika 69 ribu kunjungan.