Kamis 31 Oct 2019 13:24 WIB

PKS Sambut Nasdem Jika Ingin Menjadi Oposisi

Siapapun yang ingin menjadi kekuatan penyeimbang, PKS sambut dengan tangan terbuka

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Esthi Maharani
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman  didampingi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman didampingi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terbuka bagi pihak manapun yang ingin bergabung dengan mereka sebagai oposisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Khususnya Partai Nasdem, yang beberapa kali menyatakan bahwa akan tetap kritis terhadap pemerintah.

"Kalau PKS siapapun yang ingin menjadi kekuatan penyeimbang kita sambut dengan tangan terbuka. Karena posisi PKS jelas dari awal karena seluruh partai pengusung Prabowo-Sandi sebenarnya menjadi kekuatan penyeimbang," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (31/10).

Anggota Komisi II DPR itu menyebut ada sejumlah persamaan antara PKS dan Nasdem meski berbeda cara. "Yang satu melalui jalan religius yang satu melalui jalan nasionalis. Tapi dua-duanya cinta bangsa. Itu yang kemarin diangkat," ujar Mardani.

Sementara itu, lewat tagar #KamiOposisi, PKS dengan tegas menyatakan sikapnya untuk mengkritisi dan mengawasi kerja dari Jokowi-Ma'ruf Amin.

"PKS kan sudah istiqomah kami oposisi, jadi siapapun baik di dalam maupun di luar (pemerintahan) kalau memang mau jadi kekuatan penyeimbang, kami dengan tangan terbuka," ujar Mardani.

Diketahui, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman. Keduanya saling berseloroh, bahwa Nasdem dan PKS tak menutup kemungkinan untuk berkoalisi pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 atau pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Kita tidak tahu itu kapan, tapi probability kemungkinan, teori kemungkinan itu kan di mana aja. Tetapi semuanya harus didatangi dengan pikiran yang sehat dan niat yang baik," ujar Surya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sohibul Iman. Namun, menurutnya penyelemggaraan Pilkada 2020 dan Pilpres 2024 masih. Sehingga keduanya sepakat untuk mengeluarkan tiga kesepahaman untuk demokrasi yang lebih baik.

"Insya Allah tapi dalam perjalanan, itu (berkoalisi) dapat menjadi agenda yang bisa kita bicarakan bersama," ujar Sohibul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement