Kamis 31 Oct 2019 13:04 WIB

Seribu Warga Kabupaten Kuningan Hadapi Rawan Pangan

Sebanyak 1.150 warga Kuningan kesulitan mengakses pangan layak.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nur Aini
rawan pangan (ilustrasi)
rawan pangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN --  Warga Kuningan masih banyak yang masuk pada kelompok rawan pangan hingga tak bisa mengakses kebutuhan pangan secara layak setiap harinya. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, Ukas Suharfaputra mengatakan saat ini tercatat ada sebanyak 1.150 warga Kuningan kesusahan mengakses pangan yang tersebar di 27 Kecamatan. 

“Jadi ada kelompok rawan pangan yang berada pada lapisan terbawah di mana akses mereka pada pangan itu sangat lemah, inilah yang harus dibantu pemerintah Kuningan,” kata Ukas saat berbincang dengan Republika,co.id di sela-sela peringatan Hari Pangan Sedunia tingkat Kabupaten Kuningan yang berlangsung di lapangan Pendopo Paramarta pada Kamis (31/10). 

Baca Juga

Untuk mengatasi masalah itu, menurut Ukas Pemkab Kuningan telah membuat program jaring pengaman pangan yang merespon cepat bagi warga tergolong rawan pangan. Setiap bulannya Pemkab Kuningan memberikan bantuan kepada warga yang termasuk kelompok rawan pangan. 

Bantuan berupa kebutuhan pangan yang bisa dimanfaatkan warga untuk mencukupi kebutuhan selama sebulan penuh. Kendati demikian, saat ini baru sebanyak 200 orang saja penerima manfaat bantuan program tersebut. Menurut Ukas dari kelompok rawan pangan itu terbagi dalam dua golongan yakni kelompok rawan pangan dengan bantuan rutin dan kelompok rawan pangan insidental. 

“Yang rutin ini yang repot, secara fakta di lapangan mereka sudah tak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, setiap hari kekurangan. Kita bantu dalam paket bantuan untuk mencukupi kebutuhan sebulan."

"Yang insidental lebih ringan kondisinya, masih punya pekerjaan walau serabutan tapi belum memenuhi akses pangannya, setengah bulan makan nasi setengah bulan lagi nasi aking misalnya,” kata Ukas.

Khusus untuk kelompok warga rentan pangan yang insidental, Dinas Ketahanan Pangan telah bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja untuk mencarikan pekerjaan yang layak sehingga bisa meningkatkan ekonominya dan dapat mengakses pangan yang layak. Ukas mengatakan Pemkab Kuningan menargetkan pada 2023 sudah tak ada lagi warga yang kesulitan mengakses pangan yang layak setiap harinya.

Karenanya Pemkab Kuningan pun mendorong pengembangan sumber daya pangan yang terdiri dari sektor pertanian dan perkebunan. Terlebih menurut Ukas rencana pengembangan kawasan Segitiga Rebana akan berdampak pada kebutuhan masyarakat yang tinggal di wilayah Indramayu, Majalengka, dan Cirebon terhadap pasokan pangan baik dari pertanian dan perkebunan.

“Ini yang ingin kita kuatkan, Kuningan punya tiga sabuk produksi, ada sabuk produksi biji-bijian, jagung, dan ubi lalu ada sabuk buah dan hortikultura, dan ada sabuk tanaman pangan dan rempah-rempahan. Tinggal didorong untuk memenuhi kebutuhan kawasan Rebana nantinya,” tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement