REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat kebijakan transportasi Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, saat ini moda transportasi umum di Jakarta sudah terbilang lengkap. Hal itu terlihat dari berbagai jenis transportasi umum mulai dari bus Transjakarta, kereta rel listrik (KRL), moda raya terpadu (MRT) bahkan Jaklingko yang melintasi pemukiman masyarakat.
"Artinya, ini sudah lengkap sebetulnya, mulai dari jalan utama sampai ke lingkungan, termasuk itu Jaklingko," kata Tigor saat dihubungi, Selasa (29/10).
Tigor menilai, sebaiknya semua moda transportasi umum ini diatur dalam sebuah sistem layanan yang terintegrasi secara baik dan sama. Ia menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, serta pengelola layanan transportasi yang dipegang oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) duduk bersama untuk membahas integrasi tersebut.
Sebab, kata dia, moda transportasi yang ada saat ini terdiri dari beberapa wilayah di Jabodetabek. "Kan ini juga lintas daerah ya moda transportasinya, Jabodetabek. Kita sudah punya badan pengelola transportasi Jabodetabek (BPTJ). Ini coba pemprov berkoordinasi dengan BPTJ. Nanti dia (BPTJ) yang mengorganisir atau sebagai leading sector," papar Tigor.
Ia menambahkan, masalah integrasi transportasi yang ada di Jakarta kini berada pada sistem tiket (ticketing). Tigor menyebut, hal ini membuat masyarakat cukup kesulitan dalam mengakses transportasi umum, terutama Jaklingko.
"KRL punya kartu sendiri, MRT pakai e-money dan beberapa bank yang bisa dipadukan dengan Transjakarta. Tinggal memadukannya dengan Jaklingko," tutur dia.
Tigor mengungkapkan, masalah integrasi ini seharusnya bisa segera diselesaikan. Sebab, kata dia, permasalahan ini sudah menjadi perbincangan sejak tahun 2010.
"Jadi manajemennya harus ketemu, bicarakan. Harusnya ini sudah bisa selesailah. Bagaimana memadukan semua transportasi umum dalam satu sistem gerakan layanan yang sama. Termasuk tadi, sistem ticketing-nya," imbuh dia.