REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --- Asosiasi Pengembang Indonesia (PI) menargetkan bisa membangun 41.000 rumah bersubsidi pada 2020 mendatang. Khusus di Jabar, pengembang menargetkan bisa membangun 9 ribu sampai 10 ribu rumah bersubsidi.
Menurut Ketua Umum DPP Pengembang Indonesia (PI), Barkah Hidayat, pihaknya sudah memberikan masukan pada PUPR terkait penerapan skema bantuan rumah bersubsidi seperti Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2PT) yang selama ini kurang dilirik pengembang.
Barkah mengatakan, pencairan bantuan uang muka perumahan program ini yang mencapai Rp 40 juta selama ini ditahan cukup lama.
“Sekarang ada kepastian, dengan skema yang berbeda bisa dicairkan dengan cepat. Kalau yang Rp 40 juta ditahan cukup lama keuntungan kami sebagai pengembang bisa tergerus,” ujar Barkah usai Musda DPD PI Jabar di Bandung, Selasa (29/10).
Barkah mengaku, keterlambatan pemerintah menetapkan kuota rumah bersubdisi pada asosiasi membuat upaya pengurangan backlog pada tahun ini mengalami kebuntuan. PI berupaya memberikan data yang konkrit antara target dan capaian unit yang sudah dibangun anggotanya agar memperoleh kuota yang optimal.
“Rekan-rekan Pengembang Indonesia memasukan (kuota) ada 59.000 unit, kita tetapkan 70 persennya jadi 41.000 itu target kita. Jawa Barat sendiri kita targetkan 9.000-10.000 unit, Insya Allah itu bisa tercapai,” paparnya.
Menurut Barkah, PI sudah meminta pada dua perbankan yakni BNI Syariah dan Bank Tabungan Negara (BTN) untuk memberikan kuota BP2PT masing-masing 15 ribu unit dan 25 ribu unit.
“Target 41.000 unit itu realistis, sudah kita turunkan dari usulan teman-teman 59.000 unit. Tahun ini kita baru 20.000 unit, wajar karena masih baru,” katanya.
Sementara menurut Ketua DPD PI Jabar Raihan Nuraditya, pihaknya optimistis target pendirian rumah sebanyak 9.000 unit bisa tercapai mengingat backlog di provinsi ini masih tinggi. “Kita optimis bisa tercapai fokus kita membangun rumah MBR (masyarakat) berpenghasilan rendah,” katanya.
Saat ini, kata dia, anggota asosiasinya masih fokus pada pasar Bandung Raya. Meskipun, sejumlah unit juga disasar dibangun di wilayah Banjar dan Cianjur. “Paling banyak itu Bandung dan Banjar,” katanya.