REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendata gempa yang terjadi di Mindanao Filipina berkekuatan M=6,6 pada Selasa, (29/10) terasa hingga Indonesia. Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Tahuna, Kabupaten Sangihe dan Melonguane, Kabupaten Talaud, Indonesia.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebut episenter gempabumi terletak pada koordinat 6.84 LU dan 125.22 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada kedalaman 15 km. Ia menjelaskan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (Strike-Slip).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya dalam siaran pers, Selasa (29/10) siang.
Rahmat mengungkapkan dari hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 5 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitude terbesar 5,4 hingga pukul 09.40 WIB. Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.