Senin 28 Oct 2019 20:23 WIB

PKB dan PCNU Siapkan Calon Sendiri di Pilkada Semarang

PKB bersama PCNU Semarang ingin menyiapkan calon internal pada Pilkada Semarang

Rep: Bowo Pribadi / Red: Elba Damhuri
Logo Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Foto: Republika
Logo Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

REPUBLIKA.CO.ID, -- UNGARAN -- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Semarang sepakat mengusung calon internal pada pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Semarang 2020 mendatang.

Hal ini menjadi poin utama yang sudah disepakati pada forum Pendidikan Politik dan Halaqah DPC PKB dengan PCNU Kabupaten Semarang, yang digelar DPC PKB bersama PCNU Kabupaten Semarang, di Bandungan, Ahad (27/10) kemarin.

“Halaqoh kemarin telah menyepakati untuk mengusung calon internal sekaligus representasi kader partai dan NU, pada pilkada Kabupaten Semarang 2020 mendatang,” kata Ketua DPC PKB Kabupaten Semarang, Badarudin, Senin (28/10).

Ia mengungkapkan, selain jajaran pengurus PKB dan PCNU Kabupaten Semarang, forum halaqoh PKB dengan PCNU ini juga dihadiri oleh semua badan otonom, seperti di Muslimat NU, Fatayat NU, IPPNU, Pagar Nusa, RMI, Lesbui, Maarif dan LDNU.

Termasuk juga dihadiri relawan Laskar Pelangi dan Gerbang Amanah. “Semua telah menyepakati agar PKB mengusung pasangan calon sendiri pilkada 2020 mendatang,” ungkapnya.

Hal ini diamini oleh PCNU Kabupaten Semarang, KH Ahmad Faozan. Menurutnya, halaqoh ini merupakan tindak lanjut hasil rumusan tim 13, yang terdiri para kiai NU yang berpengaruh di Kabupaten Semarang.

Tim 13 mengamanatkan kepada PCNU Kabupaten Semarang mengenai kriteria calon Bupati dan calon Wakil Bupati Semarang periode 2020- 2024. Maka, PKB bersama pengurus PCNU berkomitmen untuk mengawal keputusan tersebut.

PKB dan PCNU sepakat untuk bersama dan bersatu pada Pilkada 2020 dan siap menerima amanah dari NU tersebut. “Kami punya kekuatan, kepengurusannya mulai tingkat kabupaten sampai desa, ada badan otonom NU, ini semua nanti kita satu padukan” katanya.

Terkait dengan resiko politik sebagai dampak dari keputusan halaqoh ini, baik Badarudin maupun KH Ahmad Faozan mengaku tidak mempersoalkan. Termasuk jika harus berseberangan dengan partai koalisi PKB, seperti halnya PDIP yang selama ini sudah berjalan.

Apalagi sebagai parpol pemenag Pemilu, PDIP sangat terbuka untuk mencalonkan kadernya sendiri. “Sudah menjadi  komitmen bersama, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Semarang tahun 2020 harus kita raih. Itu sebagai bentuk kerinduan kami pada kemenangan Pilkada 2005,” ungkap Faozan

Dalam waktu dekat, lanjutnya, hasil halaqoh ini juga akan ditindaklanjuti dengan sowan kepada para sesepuh NU untuk melakukan istikharah. Tujuannya meminta kepala Allah yang terbaik dan berkah untuk menuju kemenangan Pilkada 2020.

Karena ia mengaku tidak akan bisa meninggalkan tradisi NU, yakni meminta para sesepuh melakukan istikharah. Tujuannya satu, mengantarkan PKB meraih kemenangan pada Pilkada 2020 nanti.

Kendati begitu, ia belum secara tegas menyebut siapa calon yang disebut- sebut menjadi representasi kader partai dan NU tersebut. Menurut Faozan, sejauh ini memang belum memunculkan nama. “Yang jelas harus dari kader partai dan NU,” ungkapnya.

Termasuk kemungkinan adanya usulan calon perseorangan dari NU bila PKB tidak memungkinkan berkoalisi dengan partai lain. Semuanya masih terus digogok dan politik masih terus berproses.

Sementara Badarudin mengakui PKB memang tidak bisa mengusun calon sendiri. Sehingga PKB juga terus melakukan komunikasi yang intens dengan semua partai politik (parpol) di Kabupaten Semarang.

“Pada prinsipnya, kami juga terus berkomunikasi dengan parpol lain terkait dengan pemikiran ini. Semuanya butuh proses,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement