Selasa 29 Oct 2019 04:00 WIB

Bupati Sebut 516 PKL di Jalur Puncak Sepakat Direlokasi

Di sekitar TSI masih bayak PKL yang berjualan oleh-oleh khas Puncak.

Rep: Nugroho Habibie/ Red: Muhammad Hafil
PKL (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
PKL (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menyatakan, pedagang kaki lima (PKL) di Jalur puncak mulai dari Simpang Gadog hingga Taman Safari Indonesia (TSI) akan di relokasi ke rest area Gunung mas, Cisarua. Menurutnya, relokasi itu sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kemacetan di jalur puncak.

Ade menjelaskan, jalur puncak masih banyak PKL yang berjualan dipinggir jalan. Ade mengatakan, banyak pengendara yang berhenti untuk mampir di lapak-lapak PKL. Sehingga, mengakibatkan kemacetan di jalur puncak.

Baca Juga

"Di daerah (Kecamatan) Cisarua masih banyak PKL," kata Ade usai menghadiri upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 di Lapangan Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Senin (28/10).

Ade menerangkan, setidaknya terdapat terdapat 516 lapak bagi PKL di jalur puncak. Meskipun tidak merinci lokasi PKL yang sudah ditertibkan, Ade menyatakan jalur puncak mulai steril PKL. Dengan demikian, tidak ada lagi kendaraan yang berhenti di lokasi PKL.

"Jadi kami menggeser merek, bukan menggusur mereka. Ada beberapa titik yang sudah ditertibkan. Nanti sisanya menunggu untuk ditempatkan di rest area," katanya.

Dia menjelaskan, upaya relokasi telah disepakati oleh pedagang kaki lima. Sehingga, pemindahan hanya menunggu selesainya pembangunan rest area yang berada di sebrang Landing Paralayang Cisarua itu.

"Mereka sepakat untuk dipindahkan di gunung mas," kata politikus PPP itu.

Berdasarkan pantauan di jalur puncak, PKL mulai tertata dengan adanya rest area di sejumlah titik seperti rest area taman wisata Matahari, rest area Pasar Cisarua, dan rest area di Mega Mendung. Namun, tak jauh dari TSI masih berjajar PKL yang berjualan sejumlah oleh-oleh khas Puncak.

Andika (25) salah seorang pedagang di Cibeureum, Cisarua, mengatakan telah ada sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah. Andika mengaku, PKL akan direlokasi di rest area Gunung Mas.

"Iya, yang di bawah sudah pada di gusur," katanya.

Dia mengakui, PKL sudah dihimbau untuk tidak menjajakan dagangan di pinggir jalan. Namun bagaimanapun juga, dia mengatakan, Satu-satunya cara untuk mengais rejeki hanya dengan menjajakan jualan ditempat tersebut.

"Saya tidak tau mau berjualan dimana lagi. Taunya disini aja atuh," katanya.

Meskipun akan direlokasi, dia berharap pemerintah tetap memikirkan nasib masyarakat kecil sepertinya. Sehingga, kios yang akan ditempati tidak dipatok tarif yang mahal.

"Mudahan-mudahan tidak memberatkan kami saja harapannya," katanya.

Diketahui, pembagunan rest area Gunung Mas merupakan paket dari pelebaran Jalan Ciawi-Puncak oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menangani ruas jalan puncak Bogor.

Kementerian PUPR telah menyiapkan paket pelebaran jalan Ciawi-Puncak sepanjang lima kilometer dan pembangunan rest area Gunung Mas telah mulai dikerjakan sejak akhir 2018. Biaya pembangunannya menggunakan skema kontrak tahun jamak APBN tahun 2018-2019 senilai Rp73,10 miliar dengan target selesai pada 2020.

Penanganan tersebut dilakukan melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Ditjen Bina Marga yang saat ini dikerjakan oleh PT Anten Asri Perkasa. PT Anten Asri Perkasa bertugas untuk mengerjakan akses dan pembuatan saluran irigasi (got) di area tersebut.

Hariono (48) petugas lapangan PT Anten Asri Perkasa menjelaskan pembangunan akses jalan dan saluran irigasi telah mencapai 80 persen. Sehingga, pada bulan Desember, pengerjaan bangunan dapat dilakukan.

"Saat ini kalo diperkirakan sudah mencapai 75 persen sampai 80 persen untuk pembuatan akses jalan dan saluran irigasi," kata Hariono saat ditemui di lokasi.

Agar pembagunan segera rampung, setidaknya terdapat 100 pekerja reguler yang bergantian setiap harinya. Sehingga, dia mengatakan, pengerjaan diharapkan dapat tercapai sesuai dengan target.

Terkait dengan tugas PT Anten Asri Perkasa, Hariono menjelaskan, hanya membangun akses jalan dan saluran air. Dia mengatakan, pembagunan kios dan sarana prasarana rest area akan dilanjutkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.

"Kalo urusan bangunannya bukan dari kita. Bangunan dari Cipta Karya tapi siapa kontraktornya kita juga yang belum tau," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement