Senin 28 Oct 2019 15:39 WIB

Moeldoko: Perlu Penyegaran Setelah 91 Tahun Sumpah Pemuda

Moeldoko menilai setelah 91 tahun Sumpah Pemuda cenderung ada kemunduran.

Rep: Febrian/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko didampingi Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menyerahkan Kartu Tani kepada petani di Dharmasraya, Senin (28/10)I
Foto: dok. Istimewa
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko didampingi Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menyerahkan Kartu Tani kepada petani di Dharmasraya, Senin (28/10)I

REPUBLIKA.CO.ID, PULAU PUNJUNG -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Senin (28/10), menghadiri upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke 91 di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.

Menurut Moeldoko, setelah 91 tahun, harus ada penyegaran kepada pemuda dan pemudi bangsa sekarang ini untuk dapat merasakan lagi semangat dan tujuan dari sumpah pemuda.

Baca Juga

"Sumpah pemuda sudah 91 tahun melakukan deklarasi tentang kebangsaan. Sekarang ada kecenderungan mundur. Jadi harus kita ingatkan lagi, kita segarkan lagi," kata Moeldoko.

Tiga komitmen dari Sumpah Pemuda yakni mengenai komitmen tanah air, kebangsaan dan bahasa persatuan. Semua itu, kata Moeldoko, harus kembali diingatkan lagi kepada para generasi muda bangsa.

Pemuda, jelas Moeldoko, harus diperkenalkan lagi holistik ke-Indonesia-an. Supaya ketika para pemuda kelak menjadi pemimpin bangsa bisa menjadi figur yang bijak dan toleran.

Ia tidak mau generasi muda penerus bangsa menjadi orang yang melakukan provokasi terlebih mengenai suku, agama dan ras (SARA). Moeldoko mengingatkan masing-masing daerah harus menghidupkan lagi kompetisi untuk pembangunan daerah. Ini supaya masing-masih daerah semakin kuat dan berimplikasi pada pembangunan nasional. "Potensi anak muda di daerah harus dikembangkan," ujar Moeldoko.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan hari ini mengharuskan semua SKPD dan jajaran pemerintahan Kabupaten Dharmasraya memakai baju adat nusantara. Tujuannya menurut Sutan Riska agar masyarakat dapat mengenal ada nusantara atau yang ada di Indonesia.

"Kita mencontohkan kepada anak-anak muda agar bisa merawat kebhinekaan ini. Indonesia dapat maju, walau dalam kebinekaan tapi harus satu dalam pembangunan ke depan," ucap Sutan Riska.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement