Ahad 27 Oct 2019 13:40 WIB

Pertamina Dukung Wisata Mangrove di Segara Anakan.

Segara Anakan menjelma menjadi kawasan wisata mangrove terlengkap di Indonesia

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Konservasi MangrovePengunjung melakukan shalat dzuhur di gardu pandang wilayah konservasi Mangrove Kolak Sekancil Laguna Segara Anakan, Lempong Pucung, Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (24/10).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Konservasi MangrovePengunjung melakukan shalat dzuhur di gardu pandang wilayah konservasi Mangrove Kolak Sekancil Laguna Segara Anakan, Lempong Pucung, Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina Refinery Unit IV Cilacap menanam lebih dari 1,2 juta pohon mangrove dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di Cilacap. Pertamina konsisten menjaga kelestarian hutan mangrove di wilayah konservasi Laguna Segara Anakan, Dusun Lempong Pucung, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Caranya dengan

Saat ini, Segara Anakan menjelma menjadi kawasan wisata mangrove terlengkap di Indonesia dengan 46 jenis mangrove tersertifikasi dan lebih dari 50 jenis magrove telah teridentifikasi dengan aneka ragam flora dan fauna lainnya yang terdapat di kawasan ini.

Baca Juga

Unit Manager Comm, Rel & CSR RU IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan sejak tahun 2016 Pertamina bersama Kelompok Krida Wana Lestari mulai mengembangkan Arboretum Mangrove Kolak Sekancil (Konservasi Laguna Segara Anakan Cilacap) yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian hutan mangrove di wilayah Segara Anakan.

“Pelestarian ekosistem mangrove Kolak Sekancil dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga keberadaan hutan mangrove ini tidak hanya untuk menjaga lingkungan tetapi juga memberikan pemberdayaan secara ekonomi kepada masyarakat,” ujar Laode dalam siaran pers, Sabtu (26/10).

Selain dapat menjumpai beranekaragam jenis mangrove di kawasan wisata mangrove Kolak Sekancil, Laode mengatakan kawasan ini memiliki 64 jenis burung, 8 jenis mamalia dan 3 jenis reptil. Di sana juga terdapat juga 2 spesies flora dan 12 fauna dengan status konservasi tinggi.

Pertamina bersama masyarakat mengembangkan pembibitan berbagai jenis mangrove langka. Sehingga diharapkan akan lebih banyak jenis mangrove yang berhasil diselamatkan. Saat ini sudah mulai dilakukan pembibitan 4 jenis mangrove langka serta sudah ada 8 jenis mangrove tersertifikasi.

“Dengan hadirnya kawasan edu-wisata mangrove ini, kawasan ini mampu menyerap CO2 (karbon dioksida) sebesar 41.371.680 pon/tahun dan memproduksi Oksigen sebesar 224.096.600 pon/tahun. Bahkan limbah buah mangrove sekitar 95 ton per tahun dimanfaatkan para perajin batik di wilayah ini untuk pewarna alami. Jadi selain melestarikan alam, sekaligus juga meningatkan kesejahteraan masyarakat,” terang Laode.

Dampak kemandirian ekonomi sangat terasa, dengan hadirnya edu-wisata mangrove ini juga memberikan pendapatan kelompok pengelola yang kurang lebih 25% pendapatan rata-rata anggota sudah diatas UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten). Dalam tiga tahun terakhir, pendapatan kelompok meningkat dari Rp 114 juta pada tahun 2017 menjadi Rp 163 juta (2018) dan Rp 183 juta (2019) dengan rata – rata omzet lebih dari 20 juta per bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement