jatimnow.com - Ada pemandangan berbeda di Jembatan Pemuda, Surabaya, Sabtu (26/10/2019) pagi. Sejumlah orang tampak bersama-sama mengecat seluruh bagian pagar pembatas jembatan di dekat Monumen Kapal Selam (Monkasel) itu.
Kepedulian itu dilakukan para alumni SMA Negeri 5 Surabaya angkatan 1981 (Smala81). Sebelum melakukan pengecatan di Jembatan Pemuda, mereka menanam 1.000 pohon buah di Taman Hutan Raya, Balas Klumprik, Wiyung, Surabaya.
Pantauan di lokasi, para Alumni Smala81 mayoritas mengenakan kaos berwarna orange itu terlihat antusias, mereka tak canggung untuk memoles jembatan bersejarah itu menggunakan cat warna putih sesuai anjuran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
"Para Alumni Smala81 yang telah tersebar di beberapa kota, turut hadir dalam menanam 1000 pohon buah berbagai jenis di antaranya buah sirsak, rambutan, kelengkeng, mangga dan sukun," ungkap Sri Nindiah Hartono, salah satu Alumni Smala81.
Sementara itu, Wakil Alumni Smala81, Ronni Amang yang juga koordinator kegiatan tersebut menambahkan, kegiatan itu merupakan Bakti Alumni Smala81 bertema 'Cinta Kota Surabaya' yang digelar dalam rangka memperingati HUT SMA Negeri 5 Surabaya.
"Pengecatan secara simbolis dilakukan hari ini dan akan dikerjakan tenaga profesional hingga selesai sekitar tiga minggu mendatang. Seluruh permukaan jembatan dan tiang yang dicat seluas 700 meter persegi akan menggunakan 15 piel cat dengan 4 warna tertentu sesuai aslinya sebagai cagar budaya," papar Ronni.
Sedangkan untuk penanaman pohon buah, juga ditandai dengan bantuan 1000 pohon yang terdiri dari buah-buahan kepada Lurah Balas Klumprik, Camat Wiyung Surabaya serta perwakilan Guru SMA Negeri 5 Surabaya.
Sementara itu, Hana Budiono perwakilan Alumni Smala81 menambahkan, penanaman 1000 pohon buah di Taman Hutan Raya Balas Klumprik merupakan upaya para Alumni Smala81 untuk menunjukkan kecintaannya kepada Kota Surabaya.
"Kami sangat bangga dengan kota kami, Surabaya. Kami berusaha untuk ikut serta dalam setiap upaya menjadikan kota ini hebat. Inisiatif menanam pohon buah dan pengecatan adalah salah satunya upaya kami legacy atau warisan untuk anak cucu kita," jelas Hana Budiono.
Ikuti Whatsapp Channel Republika