REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mengungkapkan, tiga rumah terdampak angin telah direkonstruksi 100 persen. Sementara rumah rusak lainnya masih dalam proses pengerjaan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kota Batu, Abdur Khairur Rochim menerangkan, sekitar 400 personel telah diturunkan di Desa Sumberbrantas, Bumiaji dalam kerja bakti rekonstruksi, Jumat (25/10). Selain rumah warga, personel dari berbagai tim ini juga menangani fasilitas publik. Bahkan, pasokan air di desa juga telah disediakan hingga 50 persen dari instansi terkait.
Untuk saat ini, Rochim mengungkapkan, pihaknya masih harus melakukan pendataan ulang rumah terdampak angin. Berdasarkan laporan sementara, sekitar 60 rumah rusak akibat bencana angin di beberapa desa di Bumiaji. "Fasilitas ibadah Pura Luhur Giri Arjuno di Desa Tulungrejo juga mengalami kerusakan," kata Rochim, Jumat (25/10).
Sebelumnya, angin kencang telah melanda Desa Sumberbrantas, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Peristiwa ini terjadi pada Sabtu malam (19/10) hingga Ahad (20/10). Kejadian ini mengakibatkan satu warga meninggal dan beberapa lainnya mengalami luka-luka serta gangguan pernapasan.
Peristiwa ini juga menyebabkan aktivitas di lokasi kejadian lumpuh. Pasalnya, angin dengan kecepatan 80 kilometer per jam tersebut telah merusak sebagian rumah warga desa. Bahkan, pemerintah setempat sempat mengungsikan ribuan warga ke lokasi aman demi menghindari serangan angin kencang secara tiba-tiba.
Bencana angin kencang di Kota Batu telah menyisakan dampak buruk bagi pertanian setempat. Banyak petani yang gagal panen hingga mengalami kerugian ratusan juta. Pasalnya, Desa terdampak angin, Sumberbrantas, Bumiaji merupakan sentra pertanian hortikultura di Kota Batu
Menurut Pengurus Koperasi Bolo Tani Makmur, Muhammad Anwar, kebun apel masyarakat setempat dilaporkan paling banyak mengalami kerusakan. "Dan kerusakan nampak di semua kebun apel wilayah lereng Arjuno Besta dan Gimbo Desa Tulungrejo, buah apel rontok jatuh dari pohon sebelum masa panennya. Termasuk beberapa pohon apel turut ambruk," kata Anwar saat dikonfirmasi Republika.
Bencana angin juga telah merugikan para petani Bumiaji. Apalagi saat ini apel dan wortel telah memasuki masa panen. Kemudian ditambah lagi, sebagian besar modal pertanian mereka bersumber dari pinjaman bank.