jatimnow.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berusaha agar menjadi venue utama di ajang Piala Dunia U-20 pada tahun 2021 akan memaksimalkan perbaikan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).
Direncanakan, agar dapat menjadi venue utama Piala Dunia U-20, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan melakukan sejumlah perbaikan salah satunya adalah menganti seluruh rumput di Stadion GBT.
Perbaikan tersebut memakan waktu 8 bulan dengan biaya perawatan rumput sebesar Rp 5 Miliar.
Baca juga: Wali Kota Risma Yakin Stadion GBT Jadi Venue Utama Piala Dunia U-20
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan dalam proses perbaikan tersebut lapangan tidak bisa digunakan karena biaya perawatan sangat mahal.
"Stadion GBT kalau nggak salah Rp 5 miliar untuk rumput," kata Risma di Kediaman Wali Kota, Jalan Sedap Malam, Surabaya, Jumat (25/10/2019).
Wali Kota Risma mengaku siap totalitas dalam melakukan perbaikan di Stadion GBT dan lima lapangan pendukung lainnya yang diajurkan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Lapangan itu merupakan kebanggaan anak-anak Surabaya yang memiliki 84 sekolah sepak bola. Saya hanya ingin memberikan kebanggaan kepada mereka. Karena kota mereka pernah menggelar Piala Dunia," ujarnya.
Wali Kota Risma juga mengaku telah mendapatkan dukungan dari bonek Surabaya yang siap tertib dan mensukseskan event Piala Dunia U-20.
"Arek-arek Bonek wes berjanji karo aku di medsos (Anak-anak Bonek sudah berjanji sama aku di medsos). Ayo bu harus berjuang itu. Kita akan jadi anak baik nanti kita buktikan saat Indonesia lawan China," katanya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini berharap agar suporter bola yang ada di Surabaya untuk menjaga ketertiban karena renovasi Stadion GBT mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Bahkan, Wali Kota Risma mengaku akan ikut untuk melakukan pengeledahan di pintu masuk stadion saat pertandingan digelar.
"Nanti tak gledah koen yo rek, mlebu tak gledah ora oleh ngowo flare, ora oleh ngowo watu , ora oleh ngowo opo-opo. Pokoke masuk tak gledah, saiki kereng mak'e,(Nanti akan aku periksa kamu yo rek, masuk tak periksa tidak boleh membawa flare, tidak boleh bawa batu, tidak boleh bawa apa-apa. Pokoknya masuk saya periksa. Sekarang Ibunya Galak)," tegasnya.
Suporter yang tertib diharapkan tidak hanya mampu membawa nama Surabaya tetapi juga membawa nama Bangsa Indonesia.
"Kita bukan hanya membawa nama Surabaya, tapi nama bangsa dan negara. Dikiranya nanti tidak tahu aturan. Kita buktikan bahwa kita penonton yang tahu aturan, yang sopan dan ramah," tandasnya.