Jumat 25 Oct 2019 16:21 WIB

Kontribusi Transportasi Online ke Sosial Ekonomi, Besar

Salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Head of Public Affairs Grab Indonesia,Tri Sukma Anreianno (berjas hitam) berbincang dengan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah (kedua kiri) saat penyerahan laporan secara simbolis dampak sosisal ekonomi Grab Indonesia, Kamis (24/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Head of Public Affairs Grab Indonesia,Tri Sukma Anreianno (berjas hitam) berbincang dengan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah (kedua kiri) saat penyerahan laporan secara simbolis dampak sosisal ekonomi Grab Indonesia, Kamis (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - - Transportasi online memberikan konstribusi besar bagi perekonomian dan kondisi sosial di Kota Bandung. Menurut Head of Public Affairs Grab Indonesia, Tri Sukma Anreianno, untuk Grab saja, pada 2018 mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 10,1 triliun melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapat mitra.

Menurut Tri, nilai kontribusi tersebut, sesuai dengan hasil survei (CSIS) dan Tenggara Strategics dengan Grab sebagai studi kasus. Dari survei yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan, dapat diestimasi kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada perekonomian nasional Indonesia sebesar Rp 48,9 triliun.

"Khusus Kota Bandung, memberikan kontribusi sebesar Rp 10,1 triliun," ujar Tri pada Diskusi Publik Grab Bersana Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics di Courtyard Bandung Hotel by Marriot, Bandung, Kamis (24/10). 

Kontribusi ekonomi nasional itu, menurut dia, didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan tenaga kerja. Berdasarkan data yang dikumpulkan, diketahui bahwa 32 persen mitra GrabBike dan 24 persen mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.

"Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300 ribu pengemudi dan 40 ribu agen Kudo individual yang sebelumnya menganggur, diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp 16,4 triliun pada 2018," paparnya.

Khusus di kota Bandung, menurut dia, data menunjukkan bahwa Grab berkontribusi sebesar Rp 10, 1 triliun pada 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh GrabBike dengan nilai Rp 4,59 triliun, yang selanjutnya disusul oleh GrabFood dengan nilai kontribusi sebesar Rp 3,76 triliun. 

GrabBike dan GrabCar, kata dia, juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja di Kota Bandung. Karena,  sebelum bermitra dengan Grab, 38 persen mitra GrabBike dan 39 persen mitra GrabCar tidak memiliki sumber penghasilan sama sekali.

Sementara menurut Peneliti Ekonomi Tenggara Strategics, Lionel Priyadi, riset menemukan bahwa teknologi Grab berkontribusi sekitar Rp 46,14 triliun dalam surplus konsumen untuk Jakarta Bogor Tangerang Depok Bekasi (Jabodetabek) pada 2018. Surplus konsumen yang diperoleh konsumen GrabBike adalah Rp 5,73 triliun, sedangkan GrabCar berkontribusi sebesar Rp 40,41 triliun.

"Dalam 'Laporan Dampak Sosial Grab 2018-2019' yang diluncurkan pada 24 September, diestimasi bahwa kontribusi Grab mencapai 5,8 miliar dolar Amerika Setikay atau sekitar Rp 81,5 triliun terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam 12 bulan hingga Maret 2019," papar Lionel.

Dampak sosial Grab, kata dia, salah satunya terlihat pada pembukaan akses perbankan kepada usaha kecil dan menengah (UKM). Sebanyak 1,7 juta UKM di Asia Tenggara telah dibantu Grab untuk membuka rekening bank pertama mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement