REPUBLIKA.CO.ID, JAARTA -- Aparatur Sipil Negara (ASN) di seluruh intansi Kementerian/Lembaga (K/L) pemerintah diminta untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Para ASN harus bisa menyebarkan pesan-pesan perdamaian, baik di dunia maya dan juga di dunia nyata.
"Ini sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia, kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius dalam keterangannya yang diterima, Kamis (24/10).
Hal ini, kata Suhardi, agar para ASN tidak mudah terpengaruh terhadap hasutan yang timbul dari ujaran kebencian. Akibatnya, dapat terpengaruh dengan paham kekerasan yang berujung pada paham radikal terorisme yang dapat merusak persatuan bangsa.
Hal tersebut dikatakan Suhardi usai menjadi narasumber utama pada Rapat Koordinasi terkait Penguatan Wawasan Kebangsaan ASN terkait dalam Menangani Radikalisme. Rapat ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) yang digelar di ruang Majapahit kantor Kemen PAN dan RB, Jakarta, Kamis.
“Kepada seluruh ASN berhati-hatilah dan musti bersikap arif dalam menggunakan media sosial. Karena di media sosial juga banyak sekali hal-hal yang tidak hanya merusak, tapi juga untuk ke arah destruksi bangsa. Oleh sebab itu ambil sisi positifnya dengan menyebar pesan perdamaian untuk menjaga persatuan bangsa,” ujarnya.
Kepala BNPT mengatakan, di tengah era globalisasi sekarang ini seluruh masyarakat di dunia ini tidak bisa juga terlepas dari perkembangan teknologi. Kendati demikian, para pengguna teknoligi ini harus bisa mengambil sisi positif untuk kemajuan bangsa ini.
“Memang kita tidak bisa juga terlepas dari perkembangan teknologi. Tapi ambilah yang baik untuk sisi kebangsaan, sehingga kita semua para ASN ini bisa maju untuk berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain,” ujar mantan sekretaris Lemhannas RI ini.
Terkait dengan kemungkinan adanya ASN yang terpapar paham radikal terorisme, mantan kabareskrim Polri ini mengatakan seluruh pihak untuk tidak bersikap under estimate. Hal tersebut bukan hanya di kalangan ASN saja yang bisa terpapar paham tersebut. Namun semua pihak bukan tidak mungkin bisa terpapar.