Kamis 24 Oct 2019 16:52 WIB

Operasi Pasar Murah Digelar di Tasikmalaya

Operasi pasar murah digelar di tiga kecamatan selama sepekan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
TPID Kota Tasikmalaya menggelar operasi pasar murah di halaman kantor Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Kamis (24/10).
Foto: dok. Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya
TPID Kota Tasikmalaya menggelar operasi pasar murah di halaman kantor Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Kamis (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya menggelar operasi pasar murah di tiga kecamatan selama sepekan. Operasi itu dilakukan untuk memberikan pilihan kepada warga, mengingat harga sembako naik.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Heru Saptaji mengatakan, pihaknya menemukan kenaikan harga sembako di pasar dalam beberapa pekan terakhir. Padahal, tidak ada kejadian besar dalam beberapa waktu kejadian penting yang memengaruhi kenaikan harga.

"Panen baik, kita cek stok seperti bawang dan cabai di klaster kita bagus," kata dia, Kamis (24/10).

Ia mengakut belum tahu secara pasti penyebab kenaikan harga tersebut. Namun, untuk mengendalikan harga dan memberikan pilihan kepada warga, BI sebagai bagian dari TPID menggelar operasi pasar murah.

Pasar murah itu akan digelar secara bergantian di tiga kecamatan, di antaranya halaman kantor Kecamatan Tamansari pada 23-24 Oktober, halaman kantor Kelurahan Nagarawangi, Kecamatan Cihideung pada 25-26 Oktober, dan halaman kantor Bantarsari, Kecamatan Bungursari pada 28-29 Oktober. Jenis sembako yang dijual diantaranya cabai, bawang, jagung, timun, beras, telur, daging, gula, terigu, minyak goreng, hingga tabung gas.

Heru menyebut, barang-barang itu dibanderol di bawah harga pasar. Ia mencontohkan, harga cabai merah kriting dijual dengan harga Rp 24 ribu per kilogram, jauh dari harga pasar sekitar Rp 41 ribu per kilogram. Sementara itu, telur ayam ras dijual dengan Rp 18.500 per kilogram, beras dengan kisaran harga Rp 8.500 hingga Rp 10.500 per kilogram, daging Rp 80 ribu per kilogram, dan tabung gas berbagai ukuran dengan kisaran Rp 16 ribu hingga Rp 225 ribu.

Namun, ia mengatakan barang yang justru banyak dicari adalah beras. Padahal, harga beras di pasaran cenderung stabil. "Kimodutas banyak dibeli itu beras. Padahal beras harga baik-baik saja.

"Silakan manfaatkan dengan baik. Kalau informasi menyebar, banyak yang memanfaatkan. Katena ada yang harga tinggi di pasaran tapi yang beli sedikit saat operasi. Stok kita juga banyak, ratusan kilogram," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement