REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Direktur Bank Sampah Induk Patriot (BISP) Kota Bekasi, Endang Truni Tresnaningtyas mengatakan jelantah hasil sedekah sampah aparatur sipil negara (ASN) Kota Bekasi dikirim ke Eropa. Ia melanjutkan, jelantah tersebut digunakan sebagai bahan biodiesel.
"Saya lupa dikirim ke Swedia atau Belanda," kata Endang kepada Republika.
Di sisi lain, sampah anorganik lain yang berhasil dikumpulkan, Endang juga menuturkan, BISP telah memiliki kerja sama dengan beberapa perusahaan yang melakukan daur ulang botol. Ia mengatakan, perusahaan tersebut berkaitan bergerak di bidang air mineral dan air minum kemasan, Rabu (23/10).
Selain bekerja sama dengan beberapa perusahaan, BISP juga menjalin kerja sama dengan beberapa pelapak di Kota Bekasi. Ia menerangkan, tujuannya adalah untuk memastikan para pelapak tersebut tidak mati meskipun ada BISP.
Sementara sisa sampah terakhir yang tidak terpakai akan dijadikan kerajinan tangan guna menambah nilai ekonomis. "Plastik multi layer kaya saset kopi kan nggak bisa dijual. Jadi kita buat kerajinan. Trus kain-kain perca juga. Sebagian teman-teman sudah mengelola sendiri minyak jelantah dibuat sabun," ucap dia.
Pada akhirnya, ia menyebutkan, jenis sampah yang dikumpulkan dalam program sedekah sampah adalah sampah anorganik seperti plastik dan kertas. Ia memperkirakan, total sampah yang berhasil dikumpulkan setiap minggunya sekitar 2 ton.
Setiap minggunya, BSIP akan mengambil sampah yang telah dikumpulkan di Kantor Wali Kota, 12 kecamatan di Kota Bekasi, serta seluruh RW yang memiliki bank sampah. "Kalau pengambilannya tergantung jumlah sampahnya, kadang pakai truk kadang pakai mobil pick up. Kita memiliki satu armada pick up yang dipinjamkan pemkot," ujar Endang.