Rabu 23 Oct 2019 21:11 WIB

BPBD Batu: 515 Rumah Rusak Akibat Angin Kencang

BPBD masih melakukan pendataan dan analisis kerusakan, khususnya pada fasilitas umum.

Suasana sejumlah atap rumah yang hancur usai diterjang angin kencang di Desa Sumber Brantas, Batu, Jawa Timur, Senin (21/10/2019).
Foto: Antara/Unggul Prabowo
Suasana sejumlah atap rumah yang hancur usai diterjang angin kencang di Desa Sumber Brantas, Batu, Jawa Timur, Senin (21/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BATU, JAWA TIMUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu menyatakan bahwa terdapat 515 rumah rusak akibat bencana angin kencang yang menerjang wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, pada Sabtu (19/10).

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kota Batu Achmad Choirur Rochim mengatakan, dari total 515 rumah yang rusak tersebut, sebanyak sembilan rumah mengalami rusak berat, dan 79 rusak sedang, dan sisanya rusak ringan.

"Total rumah yang rusak akibat bencana angin kencang, tercatat sejumlah 515 rumah," kata Rochim, di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu.

Rochim menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan dan analisis kerusakan, khususnya pada fasilitas umum yang berada di Kecamatan Bumiaji. Selain itu, juga dilakukan pembersihan material akibat bencana yang memaksa ribuan warga untuk mengungsi.

Selain itu, pihaknya bersama para pemangku kepentingan terkait seperti Pemerintah Kota batu telah melakukan distribusi logistik makanan kepada warga Desa Sumber Brantas, termasuk suplai air bersih oleh PDAM.

"Saat ini masih dilakukan pendataan dan analisis kerusakan fasilitas umum dan sosial ekonomi," ujar Rochim.

Sementara untuk para pengungsi yang menjadi korban bencana angin kencang telah dipulangkan pada Selasa (22/10) dikarenakan situasi pada daerah terdampak yakni Desa Sumber Brantas, Desa Gunung Sari, dan Desa Sumbergondo sudah kondusif.

Akibat angin kencang yang menerjang wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu sejak Sabtu (19/10) tersebut, ribuan warga terpaksa harus diungsikan untuk alasan keselamatan.

Tercatat puncak jumlah pengungsi dari tiga desa tersebut mencapai 1.357 jiwa, dimana sebanyak 278 jiwa harus mendapatkan pelayanan kesehatan baik di posko pengungsian maupun rumah sakit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement