Rabu 23 Oct 2019 00:10 WIB

Sejumlah Kedubes Ikuti Lomba Masak Pakai Kompor Listrik

Kegiatan ini untuk mengampanyekan penggunaan kompor listrik di Indonesia.

Demo masak menggunakan kompor listrik pada Peluncuran Program Konversi Kompor Gas Ke Kompor Listrik pada Gebyar Energi Juara 2019, di halaman parkir Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (9/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Demo masak menggunakan kompor listrik pada Peluncuran Program Konversi Kompor Gas Ke Kompor Listrik pada Gebyar Energi Juara 2019, di halaman parkir Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan besar dari berbagai negara mengikuti lomba masak oleh Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) dan Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

"Tim dari masing-masing Kedubes diminta untuk berlomba memasak nasi goreng," kata Ketua Umum APJI Irwan Iden Gobel di ICE BSD Kabupaten Tangerang, kemarin. 

Irwan mengatakan, kegiatan yang dinamakan Embassy Cooking Competition Indonesian Cuisine bertujuan membangun persahabatan di antara Indonesia dan sejumlah negara lainnya dalam kerangka (format) kuliner. 

“Komposisi penilaian 20 persen untuk penyajian makanan, penilaian rasa makanan 50 persen serta kreativitas dan variasi (hiasan) pada makanan 30 persen yang akan dinilai oleh dewan juri terdiri dari Chef Ari Galih dan Chef Sabir dari PPJI," kata Irwan.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Electric PPJI Food Festival yang bertujuan menyosialisasikan penggunaan kompor listrik (induksi) di Indonesia. Terkait hal itu, Komisioner (Konselor) Dagang Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade) atau  Kantor Dagang pada Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia, Har Man Ahmad, mendukung penggunaan kompor listrik (induksi). 

"Kalau di Malaysia, lebih banyak yang menggunakan kompor listrik dibanding dengan kompor gas," ujar dia.

Hal senada disampaikan Sekretaris Kedua dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Nikita Ivanov. Ia mendukung penggunaan kompor listrik–induksi. Ia pun mengaku sangat mendukung apabila perumahan Kedubes Rusia beralih dari kompor gas ke kompor listrik. 

“Apalagi saat ini sebagian besar penduduk di Rusia juga sudah banyak yang menggunakan kompor listrik. Namun demikian masih banyak juga yang menggunakan kompor gas," kata Nikita. 

Pemenang kompetisi lainnya, Christopher (Chris) Agass, selaku tim ekonomi kantor Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, menilai, penggunaan kompor listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan kompor gas. Namun, penggunaan kompor listrik lebih lama waktu memasaknya dibanding menggunakan kompor gas. 

Ia yang baru empat bulan berada di Indonesia menganggap kompetisi memasak nasi goreng merupakan ide bagus karena melibatkan keterkaitan antara negara-negara yang berbeda. Kompetisinya pun berjalan dengan menyenangkan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement