Rabu 23 Oct 2019 05:30 WIB

Bima Arya Minta Rencana Pemangkasan Eselon Dikaji Lebih Dulu

Bima Arya menilai perlu ada kajian sebelum lakukan pemangkasan eselon

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 Wali Kota Bogor Bima Arya
Wali Kota Bogor Bima Arya

BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato pelantikan presiden mengatakan akan memangkas eseloniasi dalam masa kepemimpinannya untuk mendorong investasi dan membuka lapangan kerja.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, rencana presiden untuk memangkas eselonisasi yang sebelumnya terdiri atas 4 level dan dipangkas menjadi 2 level harus dikaji terlebih dahulu.

AYO BACA : Bogor Dilanda Suhu Udara Panas 3 Hari ke Depan

"Menurut saya perlu dikaji dulu, perlu dilakukan kajian," ujar Bima, Selasa (22/10/2019).

Bima mengaku dia memang belum mendapatkan gambaran yang jelas soal rencana pemangkasan eselonisasi ini namun baginya kajian yang matang tetap perlu dilakukan.

AYO BACA : Flyover RE Martadinata Bogor Diresmikan Akhir 2019

Menurut Bima diperlukannya kajian sebab eselonisasi diciptakan untuk kebutuhan pembinaan dan sebagai jenjang atau proses bagi seseorang pejabat untuk bisa memegang jabatan yang sesuai.

"Di situ ada proses, jadi gak serta merta setiap orang bisa menjadi kepala dinas, ada proses dulu. Kita lihat sejauh mana pemangkasan itu masih tetap memberikan ruang untuk pembinaan, perlu kajian yang serius," kata Bima.

Dia berharap dengan melalui kajian, menteri Menpan-RB yang baru nantinya dapat memberikan masukan yang sesuai kepada Jokowi.

"Saya berharap menteri Menpan-RB yang baru tidak saja berorientasi pada outcome-nya tapi ingat kita harus membangun suatu sistem yang kuat juga yang gak berubah-rubah lagi," tukas Bima.

AYO BACA : Diisukan Jadi Wakil Menteri, Bima Arya: Pikiran Saya Hanya di Bogor

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement