REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai bahwa mantan ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir cocok untuk mengisi pos Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2019-2024.
Enny menilai, Erick Thohir telah memiliki pengalaman yang cukup banyak sehingga akan mampu memimpin Kementerian BUMN yang dianggap memerlukan banyak pembenahan. Kementerian tersebut memiliki fungsi yang sangat strategis terhadap perekonomian.
“Sebenarnya mempunyai potensi yang luar biasa karena banyak BUMN kita yang bergerak di sektor sangat strategis tapi belum ada satu guidance yang benar-benar baku agar kinerja mempunyai kejelasan,” katanya saat ditemui di Kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (22/10).
Enny menuturkan selain Erick memiliki latar belakang dalam mengelola berbagai macam usaha, ia juga dinilai berhasil mengkoordinasikan tim kampanye Jokowi-Ma’ruf. Hal tersebut terlihat dari tidak terdengar kegaduhan di internal yang sampai ke telinga publik.
“Menunjukkan kemampuan untuk punya leadership yang bisa diterima oleh semua pihak, artinya bisa mempunyai posisi yang tidak memihak dan juga punya satu integritas yang akhirnya bisa tidak menimbulkan kegaduhan dan sebagainya,” katanya.
Selain itu, Erick juga memiliki kemampuan manajemen yang baik yaitu dibuktikan dengan berhasil bekerja lintas sektor saat sebagai Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) 2018 sehingga cocok untuk mengatur manajemen di Kementerian BUMN.
“Karena Asian Games adalah kombinasi mengelola pembiayaan dari APBN dengan banyak vendor dan itu di-support oleh swasta yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang mepet,” ujarnya.
Di sisi lain, Enny mengatakan yang paling penting adalah calon menteri baru ini tidak memiliki konflik kepentingan dan mampu bekerja secara profesional.
“Tidak ada yang benar-benar ideal tapi paling tidak yang harus dipastikan adalah bagaimana ketika dia menjabat sebagai menteri mampu bekerja secara profesional,” ujarnya.
Sebelumnya pada Senin (21/10), Erick Thohir mendatangi Istana Kepresidenan dengan mengenakan kemeja putih untuk memenuhi panggilan dari Joko Widodo. Ia mengaku siap membantu pemerintah meski sangat berat untuk meninggalkan dan melepas jabatan di perusahaannya.
"Ya tentu kita harus berhenti total. Memang cukup berat bagi saya secara pribadi,” katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.