REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Elistianto Dardak, menyebutkan, pengoordinasian mengenai harta benda yang tersisa di rumah milik para pengungsi bencana angin kencang di Kota Batu, Jatim, perlu dilakukan. Hal itu ia sebut akan menjadi masalah jika tak dikoordinasikan dengan baik.
"Ini harus segera dikoordinasikan. Karena tanpa ada koordinasi yang baik tentu ini juga menjadi masalah manakala masyarakat yang mengungsi juga punya concern ke harta benda yang ada di rumah masing-masing," ujar Emil di Monumen Nasional, Jakarta, Senin (21/10).
Ia juga menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim sudah memiliki sistem penangananan pengungsi. Para pengungsi akan ditempatkan di tempat tinggal sementara, yakni di tenda besar atau di aula besar yang ada di setiap kecamatan. Demikian pula dengan penyediaan kebutuhan-kebutuhan dasar pengungsi.
"Misalnya di tiap kecamatan itu ada hallnya dan kita sediakan dapur darutat untuk serta kebutuhan selimut bahkan sampai sedetail lotion antinyamuk dipikirin. Itu sistem yang sudah terlembagakan dalam penanggulangan bencana," jelasnya.
Sebelumnya, Wilayah Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang telah diterjang angin kencang, Ahad (20/10). Kejadian ini menyebabkan satu warga Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu meninggal dunia.
Kejadian itu menyebabkan kegiatan di wilayah Desa Sumberbrantas lumpuh. Banyak pohon tumbang yang mengganggu akses jalan raya dan mengancam beberapa bangunan rumah maupun fasilitas umum. Hingga saat ini listrik dilaporkan masih padam dan mengganggu jaringan komunikasi.
Selain satu orang meninggal dunia dan beberapa orang dilaporkan mengalami luka-luka. Adapula yang mengalami gangguan saluran pernapasan. "Ini sudah dilakukan kunjungan untuk melihat dan ada yang memang menjadi korban dan sudah didatangi ke rumah duka," ungkap Emil.